Tinggal di Rumah dan Nonton Televisi Cegah Flu

Ada cara yang menyenangkan untuk mengurangi penularan penyakit itu yakni tinggal di rumah dan menonton televisi.

oleh Melly Febrida diperbarui 24 Jan 2015, 13:00 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2015, 13:00 WIB
Belanja Iklan Televisi
Perusahaan rokok masih jadi pembelanja iklan terbesar

Liputan6.com, Jakarta Musim penghujan meningkatkan kemungkinan seseorang terkena flu. Ada cara yang menyenangkan untuk mengurangi penularan penyakit itu yakni tinggal di rumah dan menonton televisi.

Para peneliti mengalisis dari kebiasaan orang Meksiko yang menonton televisi selama musim semi 2009 ketika wabah flu H1N1 dimulai. Pada saat itu, para pejabat di Mexico City menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi kontak manusia dengan satu sama lain. Mereka menutup sekolah-sekolah umum dan membatalkan acara-acara publik yang besar.  Strategi ini disebut dengan `Jarak Sosial`.

Para peneliti memperkirakan penduduk yang menonton televisi di rumah umumnya kontak dengan orang lain terbatas.

Pada Minggu pertama setelah upaya Jarak Sosial itu, jumlah yang menonton televisi di Meksiko City meningkat menjadi 20 persem. Peningkatan ini terjadi sebagian besar pada anak-anak dan orang yang pendapatannya tinggi, dibandingkan kelompok lain.

Para peneliti mengikuti model itu bahwa ini akan terjadi jika orang-orang tak mengubah perilaku mereka selama epidemi. Dalam skenario ini, kasus flu baru bisa lebih dari empat kali lipat dalam lima minggu namun kenyataannya menurun.

"Wabah flu babi yang melanda Mexico City pada April 2009 bisa saja lebih buruk, tapi penyebaran virus berkurang dengan perilaku masyarakat yang menjauhkan diri dari satu sama lain," kata Michael Springborn, seorang ekonom di University of California, Davis, seperti dikutip Livescience, Jumat (23/1/2015).

Penelitian ini diterbitkan di Jurnal BMC Infectious Diseases.

Peneliti menemukan, ada batas berapa orang bersedia terkurung di rumah, selama wabah flu. Dalam minggu kedua setelah sekolah ditutup, kebiasaan menonton televisi mulai berkurang dari awal yang tinggi dan kembali normal ketika sekolah dibuka lagi, pada pertengahan Mei.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya