RS Siloam: Usai Injeksi Obat Anestesi Ini, Reaksinya Beda

Jika biasanya pasien langsung lemas usai injeksi obat anestesi, namun pada dua kasus ini reaksinya berbeda.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 18 Feb 2015, 07:00 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2015, 07:00 WIB
Kalbe Ungkapkan Alasan Penarikan 2 Obat Produksinya
Foto Ilustrasi (blog.lawyer.com)

Liputan6.com, Jakarta Pihak Rumah Sakit Siloam Karawaci, Tangerang mengungkapkan bahwa benar ada kejadian dua pasiennya meninggal dunia usai diinjeksi Buvanest Spinal. Keduanya dilakukan injeksi pada hari yang sama yakni tanggal 11 Februari 2015.

Dua pasien tersebut yakni untuk pasien urologi serta kebidanan dan kandungan. Tindakan injeksi dilakukan oleh dokter anestesi. Jika biasanya pasien langsung lemas usai diinjeksi dengan Buvanest Spinal, namun untuk dua kasus ini reaksi yang ditampilkan pasien berbeda.

"Kedua pasien tidak langsung lemas, melainkan gatal-gatal dan kejang-kejang. Kami segera langsung membawanya ke ICU untuk dapatkan perawatan," terang Head Corporate Communication Siloam Hospital Group, Heppi Nurfianto saat dihubungi Health-Liputan6.com, Selasa (17/2/2015).

Namun selang beberapa jam, dengan waktu yang tidak bersamaan kedua pasien ini tidak mampu bertahan hidup.

Melihat ada kejanggalan pada dua kasus ini, seperti diungkapkan Heppi, pihak Rumah Sakit Siloam langsung melakukan investigasi internal, termasuk membuat laporan obat yang digunakan. Pihak RS Siloam yang telah menggunakan obat anestesi ini sejak 2011 ini pun langsung melakukan komunikasi terhadap produsen Buvanest Spinal yakni PT Kalbe Farma Tbk.

Kasus ini pun sudah sampai ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan mereka sedang melakukan penyelidikan atas kasus ini. Namun hingga kini belum ada kesimpulan yang dapat disampaikan.

Pihak PT Kalbe Farma Tbk pun telah menarik peredaran Buvanest Spinal 0,5% Heavy 4ml dan Asam Tranexamat Generik 500 mg/amp 5 ml dengan batch nomor 629668 dan 630025 di seluruh Indonesia seperti yang diungkapkan oleh External Communication Senior Manager PT Kalbe Farma Tbk, Hari Nugroho.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya