Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi IX DPR RI datangi Rumah Sakit Siloam Karawaci, Kabupaten Tangerang, Jumat (20/2) untuk meminta keterangan langsung perihal kasus tewasnya dua pasien. Sebanyak enam anggota DPR RI yang datang diketuai oleh Irma Suryani, hadir pula Irgan Chairul Mahfidz dan Ali Taher. Pihaknya juga memintai keterangan RS Siloam yang berlangsung sekitar satu jam.
Anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani mengatakan, dalam sidak tersebut ditemukan adanya kemasan obat yang tidak sama dengan isinya. Kemasan milik PT Kalbe Farma yang bertuliskan bupivacaine atau untuk pembiusan, tapi isinya asam traneksamat yang bekerja untuk membekukan darah.
Baca Juga
"Memang ada kesalahan pada kemasannya. Sampulnya tertulis obat anastesi 4 mili liter. Tapi isinya bukan itu, dan volumenya malah 5 mililiter," ungkap Irma.
Advertisement
Namun dari sisi prosedur operasi terhadap korban, menurut Irma sudah sesuai. Sebelumnya, RS Siloam juga memberikan label kembali kepada obat tersebut untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan kembali.
"Siloam menambahkan stiker juga di obat tersebut, supaya tidak tertukar lagi," katanya. Kemudian, ditanya ada indikasi kesalahan dari rumah sakit, Irma mengaku belum bisa memutuskan hal tersebut.
Pihaknya juga masih mendalami dengan memeriksa PT Kalbe Farma. "Kita juga tidak mau mendahului investigasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan dan BPOM. Tapi kami melakukan fungsi pengawasan kami dengan maksimal. Mudah-mudahan nanti bisa diketahui jelas masalahnya, dan bukan karena mal praktek," katanya.
Sementara Irgan Chairul Mahfiz menambahkan, dalam prosedur operasi, dokter menyuntikan obat tersebut satu kali sebanyak 3 mililiter kepada pasien. Jika di kemasan tertulis 4 mili, seharusnya masih sisa 1 mililiter lagi.
"Namun ternyata pasca operasi korban meninggal. Setelah dicek ternyata isi obat berbeda, sebenarnya ini yang jadi persoalan," ujarnya.