Dr. Hasril Hadis, Ahli Jantung Penggemar Sepak Bola

Menjalani aktivitas sebagai ahli pemasangan ring jantung, ternyata tak membuat dokter Hasril meninggalkan hobinya bermain bola

oleh Fitri Syarifah diperbarui 11 Mar 2015, 07:04 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2015, 07:04 WIB
Dr. Hasril Hadis, Ahli Jantung Penggemar Sepak Bola
Menjalani aktivitas sebagai ahli pemasangan ring jantung, ternyata tak membuat dokter Hasril meninggalkan hobinya bermain bola

Liputan6.com, Jakarta Menjalani aktivitas sebagai ahli pemasangan ring jantung, ternyata tak membuat dokter Hasril meninggalkan hobinya bermain bola. Hingga kini, ia bahkan rutin bermain bola dan memiliki tim kebanggan, Chelsea.

Ditemui di sela-sela kesibukannya melayani pasien di RS Pertamedika, Sentul, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Intervensi, dr. Hasril Hadis, SpJP (K), FIHA ini bercerita tentang keseruannya menggemari sepak bola. Dia mengaku, hobinya ini telah digeluti lama.

"Saya suka bermain bola. Sering main sama dokter lain juga. Tim favorit saya Chelsea dan saya suka Diego Costa" kata pria yang pernah berpraktik lama di RS. M. Djamil, Padang ini saat diwawancarai khusus oleh Liputan6.com, ditulis Selasa (19/3/2015).

Meski tak pernah menjuarai kompetisi khusus, menurut dokter yang terkenal ramah ini, dia rutin latihan sepakbola atau futsal sebulan minimal satu kali.



Yang menarik, saat ditanyai mengenai alasan memilih kekhususan ilmu penyakit jantung, Hasril pun menjawabnya dengan singkat. Dia mengaku kalau penyakit jantung telah lama diprediksi keluarganya sebagai penyebab kematian utama mengingat perubahan gaya hidup yang semakin tidak sehat.

"Orangtua saya yang minta jadi dokter. Tapi untuk jadi dokter, om saya yang dokter syaraf lah yang memberikan motivasinya. Dia tidak meminta saya menjadi dokter syaraf seperti dirinya melainkan dokter jantung karena penyakit ini semakin banyak diderita," ungkapnya.

Paling Berkesan Ketika Praktik di Padang

Setelah menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Hasril sempat bekerja menjadi dokter di sebuah perusahaan minyak. Namun setelah melanjutkan pendidikan spesialis, dia bertugas di RS. M Djamil. Disana, dia menceritakan pengalaman yang menurutnya paling berkesan.



"Selama bertugas di Sumatera Barat itu saya lihat pola makan mereka bukan hanya berisiko untuk penyakit jantung, stroke juga tinggi disana. Maka itu saya lama menangani ini disana supaya makin banyak tertolong," terang dokter kelahiran Jakarta, 37 tahun lalu itu.

Hasril mengungkapkan, kala itu, ada pasien yang datang padanya. Usianya 80 tahun. Menurutnya, dia telah berpuluh-puluh tahun sakit dada. Tapi dari semua dokter yang dia kunjungi mengatakan tidak mengetahui penyebab jelasnya. "Saya bilang padanya, bagaimana kalau saya lihat dan dia mau. Saya kateter dan saya lihat ada penyempitan di pangkal pembuluh darah koroner. Itu penyempitan yang hebat. Setelah itu saya pasang ring dan tak lama pasien bisa jalan-jalan lagi. Itu suatu kenikmatan kita para dokter membuat pasien seperti sedia kala."

Biodata

 

Nama Lengkap : dr. Hasril Hadis, SpJP (K), FIHA

Tempat, tanggal lahir: Jakarta, 4 November 1978

Status : Menikah, memiliki 4 anak

 

Riwayat pendidikan:

- SD 2 Centre Curup Bengkulu (1984-1990)

- SMPN 1 Curup Bengkulu (1990-1993)

- SMAN 13 Jakarta Utara (1993-1996)

- Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (1996-2002)

- Lulus Spesialis Kardiologi dari FKUI (2004-2009)

- Konsultan Intervensi dari National Taiwan University Hospital (2010-2011)

 

Praktik:

- Dokter Perusahaan di PT Expand di Sulawesi Tenggara 2002-2003

- Dokter Perusahaan di PT Expand di Sumatera Selatan 2003-2004

- Kardiologis di RSAM Bukittinggi 2013

- Konsultan Intervensi (ahli pemasangan ring/stent) di RS M Djamil, Padang 2011-2012

- Konsultan Intervensi di RSSN Bukittinggi 2013

- Konsultan Intervensi RS Pertamedika, Sentul, Jawa Barat 2014-sekarang

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya