Liputan6.com, Jakarta Anda Mungkin sering mendengar tentang gangguan bipolar. Ada alasan mengapa Hari Bipolar Sedunia jatuh pada 30 Maret. Anda tahu Vincent Van Gogh? Ya, tanggal 30 Maret hari ulang tahun pelukis terkenal dengan lukisan Starry Night itu. Kisah-kisah Van Gogh yang mengalami gangguan batin cocok dengan diagnosa gangguan bipolar.
Lalu, tahukah Anda secara pasti apa itu gangguan bipolar? Emosi orang-orang yang punya gangguan ini kerap naik-turun ekstrem. Mereka bisa bersemangat dan penuh energi di satu hari, namun depresi dan terkuras energinya esok hari.
30 Maret merupakan hari Bipolar Sedunia. Ini adalah ide Dr. Pichet Udomratn, anggota Asian Network of Bipolar Disorder (ANBD) yang berkolaborasi dengan International Bipolar Foundation (IBPF) dan International Society for Bipolar Disorders (ISBD). Tujuannya meningkatkan kepedulian kita terhadap mereka yang mempunyai gangguan bipolar.
Advertisement
Masyarakat kita memang masih sangat awam. Mungkin Anda kira mereka dengan gangguan bipolar hanya segelintir jumlahnya. Kenyataannya, 450 juta orang sedunia sudah didiagnosa dengan gangguan mental ini. Dilansir dari Huffingtonpost.com, Senin (30/3/2015), jumlah pengidap gangguan bipolar secara global diperkirakan mencapai 5 persen dari total penduduk dunia. Tiga kali lebih banyak dari semua pasien diabetes dan kanker bila digabung.
Penyakit mental, termasuk gangguan bipolar sudah sejak dulu dicap, disalahpahami dan ditakuti. Inilah yang menjadi perhatian diperingatinya Hari Bipolar Sedunia. Yakni untuk mengedukasi dan meningkatkan kepedulian masyarakat, penyakit mental tidak jauh beda dengan penyakit biasa. Pengidapnya perlu dukungan dan perawatan hingga sembuh. (Ikr)