Postur Tubuh yang Ideal untuk Mendaki Gunung

Postur tubuh tak ideal dan tak pernah melakukan aktivitas gerak yang rutin, jangan mendaki gunung dengan medan yang berat.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 21 Mei 2015, 16:40 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2015, 16:40 WIB
Ucapan Duka Google Bagi Karyawan Korban Gempa Nepal
Postur tubuh tak ideal dan tak pernah melakukan aktivitas gerak yang rutin, jangan mendaki gunung dengan medan yang berat.

Liputan6.com, Jakarta - Jangan anggap remeh aktivitas mendaki gunung. Postur tubuh kurang ideal dan tak pernah melakukan aktivitas gerak yang rutin, jangan coba-coba mendaki gunung dengan medan yang berat.

"Idealnya, postur tubuh pendaki yang baik adalah ukuran tinggi dan berat badan harus proporsional. Di bawah 170 cm, harus memiliki gambaran sendiri mengenai berat badan idealnya dengan menghitung indeks massa tubuh (BMI)," kata dr Arsanto Triwidodo, SpOT, FICS, K-spine, MHKes saat dihubungin Health Liputan6.com pada Kamis (21/5/2015).

Baca juga : Ingin Naik Gunung? Begini Persiapannya!

Cara menghitung indeks massa tubuh, jelas Arsanto, BMI = berat badan per tinggi badan kuadrat. "Kalau di bawah 22 berarti kurus, di atas 22 sampai 27 adalah normal, di atas 27 terhitung gemuk, dan (jika) lebih dari itu berarti obesitas," kata Ahli Bedah Ortopedi dan Konsultan Tulang Belakang Rumah Sakit Pondok Indah ini menjelaskan.

Sebenarnya, kendala yang harus diperhatikan seorang pendaki ada dua; dari dalam dan luar diri sendiri.

"Kendala dari dalam diri sendiri adalah psikisnya. Apakah dia gampang fobia atau tidak, apakah dia orangnya penyabar, dan terpenting apakah calon pendaki itu orang yang mudah panik. Soalnya, hal-hal semacam ini yang harus diperhatikan betul," kata Arsanto.

Baca juga : Perbanyak Stok Makanan Atau Minuman Ketika Akan Mendaki?

Sedangkan kendala dari luar, Arsanto begitu menganjurkan calon pendaki untuk melatih fisik jauh-jauh hari sebelum pendakian.

"Karena mendaki gunung terfokus pada kaki, maka kekuatan serta kemampuan dari kaki yang harus dilatih. Selain itu, kemampuan seseorang terhadap perubahan tekanan udara. Semakin tinggi gunung yang didaki, semakin rendah tekanan udara yang terjadi," kata Arsanto menekankan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya