Liputan6.com, Jakarta Psikolog sosial Elizabet T Santosa mengatakan olahraga selain bermanfaat bagi kesehatan tubuh juga meningkatkan rasa percaya diri pada anak.
"Anak-anak yang aktif mempunyai kepercayaan diri yang lebih baik dan mempunyai risiko yang rendah terhadap stres dan depresi," ujar Elizabeth dalam konferensi pers Bangun Generasi Bergerak bersama Coca Cola di Jakarta, ditulis Sabtu (23/5/2015).
Dia menambahkan olahraga meningkatkan sirkulasi dan oksigenisasi darah ke otak, sehingga meningkatkan kemampuan kognitif maupun afektif (psikososial dan emosional).
Advertisement
"Pola olahraga yang teratur dapat meningkatkan konsentrasi yang dapat menunjang prestasi, kreativitas, kemampuan menyelesaikan masalah, serta senantiasa berpikir positif sehingga mampu mengendalikan stres," jelas dia.
Dokter spesialis kedokteran olahraga, Dr Andi Kurniawan SpKO, mengatakan masyarakat masih cenderung mengabaikan dari gaya hidup santai.
"Padahal secara klinis, kondisi ini akan berpengaruh pada meningkatnya risiko terhadap kesehatan. Oleh karena itu, kita harus bergerak untuk mengomunikasikan mengenai pentingnya olahraga pada masyarakat," kata Andi.
Ia menjelaskan anak yang tidak terlibat dalam kegiatan olahraga mempunyai potensi obesitas sebesar 40 persen. Sementara anak yang terlibat mempunyai potensi obesitas sebesar 28 persen.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan bahwa hampir separuh dari proporsi penduduk Indonesia berusia di atas 10 tahun atau 42 persen penduduk tergolong memiliki gaya hidup tidak aktif.
Pada kelompok usia anak-anak (10-14 tahun) dan remaja hingga dewasa muda (15-24 tahun) bahkan ditemukan 67 persen dan 52 persen diantaranya tergolong memiliki gaya hidup tidak aktif dan sebagian besar terjadi di wilayah Pulau Jawa.
Secara klinis, dalam jangka panjang hal ini akan berpengaruh pada meningkatnya risiko terhadap kesehatan, khususnya berbagai penyakit tidak menular seperti obesitas, hipertensi, dan gangguan jantung, bahkan pada usia muda.