2 Kesalahan Istri yang Bikin Suami Selingkuh

Secara sosio biologi, sifat laki-laki itu memang sulit monogami. Maka itu kesetiaan biasanya menjadi pilihan.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 03 Jun 2015, 06:00 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2015, 06:00 WIB
Jangan Abaikan Tanda Awal Pria Selingkuh
Foto Ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta Tidak ingin menyalahkan sifat dasar laki-laki yang sulit monogami, saat suami selingkuh biasanya ada dua masalah utama yang menjadi alasannya.

Seperti disampaikan Psikolog Seksual, Zoya Amirin bahwa secara sosio biologi, sifat laki-laki itu sesuai dengan kecepatan spermanya setara 45 km per jam yang akan membuatnya senang mencoba dan mencari wanita yang bisa menjadi pendampingnya bukan seperti ibunya.

"Kesetiaan adalah pilihan," kata Zoya untuk Sexpedia-Liputan6.com, Senin (1/6/2015). Lantas, apa yg dipikirkan laki-laki saat selingkuh?

Sebelumnya, Zoya menuturkan, sejumlah penelitian mengungkap kalau banyak laki-laki yang tidak mampu mengkomunikasikan kebutuhannya, akan membuatnya sulit merasakan perhatian istrinya.

"Ada berapa banyak laki-laki yang ingin perhatian istrinya tapi tidak mammpu memintanya. Istri anda bukan peramal. Kalau Anda ingin sentuhan halus, usapan, pelukan, apa salahnya meminta sama istrinya sendiri?," katanya.

1. Istri berperan sebagai ibu

Di Indonesia, secara emosi, seorang istri cenderung memerankan dirinya sebagai ibu suami bukan istrinya. Coba saja, berapa kali Anda mengingatkan suami melakukan ini-itu. Misalnya mengepak bajunya saat akan pergi seolah laki-laki tidak berdaya.

"Laki-laki sesempurna apapun memang butuh dilayani, tapi bukan istri bukan sebagai ibunya melainkan istrinya. Perlakukan laki-laki Anda sebagai pria dewasa. Bila dia sedang sibuk mengepak bajunya, tanyakan, apakah butuh dibantu atau dia bisa melakukannya sendiri. Semakin sering Anda menjadi ibunya, mengingatkan minum obat, menelepon untuk mengingatkan hal-hal yang sering dia lupa akan membuatnya jenuh," kata Zoya.

2. Salah panggil

Kebanyakan pasangan di Indonesia, memanggil istri dan suaminya sebagai ayah atau bunda, mama atau papa.

"Ingat, istri bukan hanya ibunya anak-anak, sebaliknya demikian. Jadi panggil suami atau istri dengan namanya atau sebutan lain yang tidak menunjukkan peran ayah, ibu. Kesalahan ini membuat kemesraan ini sering hilang." 

 

Saksikan juga video berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya