Jumlah Pria Jomblo di Negara Ini Meningkat dan Mengkhawatirkan

Banyak pria jomblo di Jepang

oleh Fitri Syarifah diperbarui 09 Jun 2015, 09:00 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2015, 09:00 WIB
Pria Jomblo di Jepang Kian Mengkhawatirkan
Ilustrasi. Foto: biblestudytools

Liputan6.com, Jakarta Latar belakang ekonomi kian menjadi alasan kebanyakan pria di Jepang untuk memilih hidup sendiri. Bukan tidak ingin mendekati perempuan, pria di sana lebih memilih bekerja sepanjang waktu.

Sebut saja salah satu pria heteroseksual berusia 41 tahun, Takashi Sakai. Karirnya bagus, senyumnya menawan, tapi dia tidak pernah memiki hubungan apa pun dengan seorang wanita. Dia bahkan mengaku masih perjaka.

"Saya mengagumi wanita, tapi saya sepertinya tidak tertarik untuk memiliki pacar. Saya tidak yakin bisa sesukses ini nanti," katanya, seperti dimuat laman Zeenews, Senin (8/6/2015).

Kisahnya digambarkan media internasional seperti film komedi Hollywood yang diperankan Steve Carell di 2005, berjudul The 40-Year-Old Virgin.

Sebuah survei yang dilakukan di Jepang pada 2010 menemukan, sekitar seperempat pria Jepang berusia 30-an masih perjaka. Kondisi ini diistilahkan dengan "yaramiso". Sebuah studi lanjutan dari Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata, juga mencatat, jumlah laki-laki yang belum menikah antara usia 30 tahun meningkat sebesar 10 persen antara tahun 1995 dan 2010.

"Banyak pria kehilangan kepercayaan diri mereka. Apalagi dalam dua dekade terakhir, situasi perekonomian di Jepang begitu sulit dan kompetitif," kata ahli perjodohan, Yoko Itamoto.

Mirisnya, kata dia, kondisi ini belum tentu bisa dialami para  'yaramiso'. Sebab tidak jarang mereka mengalami penurunan berat badan dan takut dengan wanita.

"Bahkan jika orang itu memiliki kekurangan, dia akan membutuhkan hubungan seksualitas  dan membangun hubungan dengan orang lain," katanya.


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya