Cadangan Beras di Timor Tengah Selatan Memadai

Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) aman dan cukup.

oleh Liputan6 diperbarui 18 Jun 2015, 17:14 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2015, 17:14 WIB
Mensos Khofifah dan Gubernur NTT Frans Lebu
Foto: Kemensos

Liputan6.com, Jakarta Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) aman dan cukup. CBP di bawah kewenangan bupati sampai 100 ton, gubernur hingga 200 ton dan di atas 200 ton merupakan kewenangan dari Kementerian Sosial.

“Pemerintah ingin memastikan CBP di Kabupaten TTS, NTT aman, termasuk beras warga miskin (raskin). Saat ini, beras baru digunakan 58 ton, ” kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat sidak di gudang Bulog di Kabupaten TTS, Rabu (17/6/2015) sore.

Siklus tahun kemarau menjadikan gagal tanam dan panen. Pemerintah mengatisipasi hal itu dengan program jangka pendek, seperti membuat sumur bor dan jangka panjang dengan pembuatan embung, serta normalisasi sungai.

“Penanganan jangka pendek dengan pembuatan sumur bor dan jangka panjang melalui pembuatan embung, serta normalisasi sungai, ” katanya dalam press release diterima Health-Liputan6.com, Kamis (18/6/2015).

Presiden telah menginstruksikan kepada Menteri Pertanian untuk segera membuat sumur bor. Sedangkan, untuk pembuatan embung dan normalisasi sungai kepada Menteri Pekerjaan Umum (PU).

“Pemerintah ingin memastikan pada siklus tahunan kemarau itu tidak menganggu stok beras bagi warga. Artinya, stok pangan dijamin cukup dan aman, ” katanya.

Di sini, memang tidak mudah untuk menemukan tanah subur yang bisa ditanami beraneka sayur mayur dalam beberapa lajur, seperti satu lajur ditanami bawang merah, di lajur lain jagung, sawi dan sayuran lainnya.

“Adanya suplai pangan menjanjikan infrastruktur untuk penguatan pertanian dan mendesak dilakukan pada bulan ini juga, ” tandasnya.

Solusi untuk mengatasi anomali cuaca, gagal tanam dan panen dengan menginventarisir dan melakukan pemetaan seperti apa kebutuhan di lapangan, termasuk sumur bor, embung dan normaliasi sungai.

“Untuk memastikan stok beras aman, suplai di gudang Bulog Banyuwangi siap dikirim jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Namun, mesti dipastikan dan dijamin baik di hulu maupun di hilir ada konektivitas, serta sampai pada penerima bantuan,” ujarnya.

Selain sidak ke gudang Bulog, Mensos melanjutkan bertemu warga di Desa Wabelong dan menyerahkan bantuan beras, melihat langsung pengoperasian sumur bor, serta melihat langsung kebun sayuran.

Sebelum menutup kunjungan, Mensos juga mendatangi beberapa rumah warga penerima bantuan di rumah tradisional mereka dan memberikan bantuan. Acara dilanjutkan dengan bertemu warga di SMP Negeri Matani di Desa Toineke, Kecamatan Kualin, Mensos disambut acara adat dan menerima kain tenun khas warga setempat, serta memberikan bantuan berupa: beras, mie instan, minyak goreng, kecap dan ikan kering.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya