Ujian Warga Muslim Pakistan di Tengah Puasa Ramadan

Umat muslim di Pakistan seperti sedang mendapat ujian yang berat di Ramadan ini.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 25 Jun 2015, 07:00 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2015, 07:00 WIB
Gelombang Panas Terjang Pakistan, Warga Tak Bisa Jauh dari Air
Sejumlah orang saat menunggu giliran untuk mengambil air saat cuaca panas yang ekstrem di Karachi, Pakistan, (23/6/2015). Gelombang panas yang telah menewaskan lebih dari 400 jiwa di kota selatan Pakistan. (REUTERS/Akhtar Soomro)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Umat muslim di Pakistan seperti mendapat ujian yang berat di Ramadan ini. Pasalnya, suhu atau gelombang panas mencapai 45 derajat celcius masih membayangi negeri tersebut dan membuat mereka terpaksa membatalkan puasa.

Dalam Islam, puasa hukumnya wajib bagi yang baligh (dewasa) dan berakal sehat. Namun dalam kondisi tertentu, semisal bencana, terkena penyakit kronis atau kehamilan serta menyusui yang sekiranya membahayakan ibu atau anaknya, dibolehkan membatalkan puasa.

Kondisi gelombang panas yang melanda Pakistan, seperti dikutip Dailymail, Rabu (24/6/2015) menyebabkan setidaknya 700 warga tewas. Mereka diduga mengalami heat stroke, salah satu bentuk hyperthermia di mana suhu tubuh naik secara drastis. Banyak yang mempertahankan puasa meski kondisi kekurangan cairan.

Minum saat puasa

Berdasarkan buku 'Pentingnya Hidrasi Bagi Anak Usia Sekolah dan Remaja' yang disusun oleh para ahli dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia seperti Dr. dr. Budi Iman Santoso, Sp.OG (K), Dr. dr Parlindungan Siregar, Sp.PD-KGH, dr. Sudung O. Pardede, SpA (K) serta ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr, Ir Hardinsyah dikatakan, selama puasa Ramadan, kesempatan minum hanya dibatasi ketika sahur dan buka puasa. Bila tidak dicermati, kita bisa mengalami dehidrasi ringan hingga berat di bulan Ramadan.

"Dianjurkan minum 2 gelas saat berbuka, 1 gelas saat makan malam, 1-2 gelas setelah makan malam, 1 gelas menjelang tidur dan 2 gelas dikala sahur," tulis para ahli tersebut.

Saat puasa, dianjurkan tidak mengonsumsi kopi atau teh karena dapat meningkatkan pengeluaran air kemih dan mengundang rasa haus.

Demikian juga, guna mencegah kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi, selama bulan Ramadan dianjurkan banyak konsumsi buah dan sayur. Selain itu hindari olahraga di terik matahari, dan meminimalkan olahraga yang menguras keringat.

"Kalaupun harus bekerja di terik matahari, tambah asupan minum 2-3 gelas di malam hari," ujarnya.

Gejala heat stroke

Kenali gejala heat stroke seperti suhu tubuh lebih dari 40 derajat Celsius, sakit kepala, pusing, kebingungan, disorientasi, kelelahan, kulit terasa panas dan kering, detak jantung cepat dan napas terengah-engah, tidak ada keringat, koma. (Baca selengkapnya: memahami gelombang panas Pakistan)

Jika Anda menemui orang dengan gejala tersebut, ada pertolongan pertama yang bisa dilakukan, seperti dimuat WebMD:

1. Memanggil seseorang untuk meminta bantuan dan mengangkut orang tersebut ke rumah sakit. Setiap keterlambatan mencari bantuan medis bisa berakibat fatal.

2. Sambil menunggu paramedis tiba, mulai pertolongan pertama. Pindahkan orang tersebut ke tempat yang sejuk dan teduh buka pakaian yang bisa menghambat napasnya.

3. Basahi kulitnya dengan air, terapkan kompres es di ketiak, selangkangan, leher, dan punggung. Karena daerah ini dekat dengan pembuluh darah.

4. Masukkan orang tersebut di bak air dingin.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya