Rahasia Tingkatkan Konsentrasi Belajar pada Anak

Intelegensia ternyata merupakan bagian kecil dalam kesuksesan belajar anak

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 09 Jul 2015, 19:30 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2015, 19:30 WIB
Ilustrasi Belajar Anak
Ilustrasi Belajar Anak

Liputan6.com, Jakarta Intelegensia ternyata merupakan bagian kecil dalam kesuksesan belajar anak. soft skill seperti kemampuan konsentrasi lebih berperan pada prestasi anak di sekolah. Konsentrasi ini bisa diperbaiki dengan pemberian dan suplemen yang tepat.

Orangtua dan guru sering mengira konsentrasi adalah soal kemauan. Akibatnya anak sering dipaksa berkonsentrasi. “Sebenarnya konsentrasi adalah sebuah keterampilan yang bergantung pada faktor usia, ekspekstasi, dan lingkungan,” kata Dr. Laurie McNelles, ahli perkembangan anak dan remaja sekaligus Direktur Mothercraft Insitute for Early Development, York University di Toronto, Kanada.

Kemampuan remaja dalam berkonsentrasi lebih baik daripada anak yang lebih muda. Anak remaja, kata Dr. McNelles, telah mengembangkan keterampilannya untuk mengatur kemampuan berkonsentrasi, sehingga mereka tidak terpecah konsentrasinya. Sementara anak-anak yang lebih kecil mudah terpecah konsentrasinya.

Pada dasarnya keterampilan berkonsentrasi pada anak seper¬ti orang dewasa. Konsentrasi ini amat bergantung pada kebebasan dari rasa khawatir. Anak yang sedang lapar atau cemas soal ke¬luarga atau teman-temannya akan susah berkonsentrasi saat menerima pelajaran. Konsentrasi bisa dimaksimalkan jika anak punya pasokan energi yang cukup untuk otaknya sebelum berangkat sekolah. “Nutrisi yang baik untuk otak, olahraga, dan tidur cukup akan membantu anak berkonsentrasi saat di sekolah,” tutur Dr. McNelles.

Otak membutuhkan energi lumayan banyak. Sekitar 20 sampai 30 persen energi total dalam tubuh digunakan untuk bahan bakar otak. Boleh dibilang otak adalah organ tubuh yang boros energi. Sudah butuh banyak energi, otak juga hanya menyimpan sedikit energi setiap waktu. Tak heran, supaya berfungsi dengan baik, otak butuh pasokan energi yang baik terus-menerus.

 

 

Gizi otak

Gizi otak
Sarapan adalah pasokan energi untuk otak yang paling baik untuk konsentrasi anak di sekolah. Ketika bangun pagi, gula darah dalam tubuh kita rendah karena semalaman tidak makan. Tanpa sarapan yang cukup, otak akan kelaparan. Akibatnya anak akan sulit berkonsentrasi di sekolah. “Sudah banyak penelitian membuktikan bahwa sarapan teratur membuat anak lebih berprestasi di sekolah daripada anak yang tidak sarapan. Sarapan memperbaiki kemampuan memecahkan masalah, daya ingat, konsentrasi, persepsi visual, dan berpikir kreatif,” ujar Dr. Joanne Lunn, ahli gizi senior di British Nutrition Foundation.

Pilihan makanan yang baik untuk sarapan adalah yang merilis energi secara perlahan dan mengandung banyak vitamin dan mineral. Jus buah, sereal yang dicampur susu, atau bubur adalah contoh sarapan yang sehat. Jangan lupakan juga asam lemak omega-3 karena otak kita terbangun dari sel-sel yang kaya lemak. Ikan salmon, tuna, makerel adalah contoh makanan kaya asam lemak itu. Asam lemak ini diperlukan pada masa anak-anak untuk perkembangan otak mereka.

Mineral seperti zat besi, seng, selenium, asam folat, vitamin B12 juga diperlukan untuk perkembang¬an otak dan inteligensia anak. Zat besi diperlukan untuk perkembangan fungsi kognitif dan sosial emosional. Sumber zat besi ini bisa didapat dari daging, ikan, susu, telur, dan kacang-kacangan.

 

 

Tambah suplemen

Tambah suplemen
“Dan jangan lupakan asupan air untuk memperbaiki konsentrasi. Air yang didapat dari makanan dan minuman sangat penting untuk fungsi tubuh yang baik. Kita butuh air untuk dapat berkonsentrasi dengan baik. Kebutuhan cairan ini bergantung pada ukuran tubuh, suhu, dan tingkat aktivitas,” sebut Lisa Miles, ahli nutrisi senior dari Inggris.

Untuk perbaikan konsentrasi anak, selain memberi gizi yang baik, orangtua sebaiknya juga melindungi mereka dari zat-zat tak perlu dari makanan. Jajanan yang terlihat menarik karena pewarna makanan dan zat tambahan lain harus diwaspadai. Penelitian yang diterbitkan oleh jurnal kedokteran bergengsi the Lancet mensinyalir bahaya zat-zat tak perlu itu pada konsentrasi dan kesehatan anak pada umumnya.

Jim Stevenson, seorang psikolog dari University of Southampton, Inggris, meneliti 300 anak yang diberi pewarna dan zat tambahan. Hasilnya, anak yang mengonsumsi zat-zat itu menunjukkan kecenderungan hiperaktif dan susah konsentrasi. Bila perlu, beri anak suplemen tambahan untuk mendongkrak kemampuan konsentrasinya. Sebab anak tidak selalu mengonsumsi makanan sehat atau anak termasuk pemilih dalam hal makan, sehingga tak cukup mendapat gizi yang baik.

Pilihlah suplemen makanan yang lengkap dan aman bagi kesehatan anak-anak. Selain meningkatkan konsentrasi, suplemen makanan itu juga diperlukan untuk menyeimbangkan semua fungsi tubuh serta memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya