Liputan6.com, Jakarta Banyak perilaku manusia yang menimbulkan pertanyaan. Anda akan melihat yang dilakukan orang-orang itu sebagian menimbulkan respek, kepercayaan, dan loyalitas sementara sebagian lagi tidak.
Coba perhatikan lebih cermat lagi, dan Anda akan melihat. Orang-orang yang bisa mendatangkan respek bagi orang lain, adalah orang-orang yang berhasil memunculkan respek dalam dirinya sendiri. Penjelasannya, pikiran kita membuatnya demikian. Orang lain memandang seperti yang kita lihat dalam diri kita. Kita menerima jenis perlakuan yang kita pikir layak kita dapatkan.
Orang yang merasa tidak penting maka akan menjadi seseorang yang benar-benar tidak penting. Sebaliknya orang yang berpikir dirinya cocok sebagai orang yang hebat, maka memang demikianlah yang akan terjadi.
Untuk mendapatkan respek sebenarnya sederhana, Anda harus lebih dahulu berpikir Anda layak mendapatkan respek dengan menghargai diri sendiri. Respek terhadap diri sendiri terlihat melalui semua yang kita lakukan. Mari kita fokuskan perhatian pada beberapa cara spesifik dimana kita dapat meningkatkan respek pada diri sendiri. Dengan demikian Anda mendapatkan respek lebih besar dari orang lain.
Penampilan itu penting. Ingat penampilan berbicara, pastikan penampilan Anda mengatakan hal-hal positif mengenai diriAanda. Gunakan pakaian sebagai alat untuk menaikkan semangat dan membangun kepercayaan.
Seorang profesor psikologi yang sudah lanjut usia dahulu biasa memberi nasihat ini kepada para mahasiswanya dalam persiapan menghadapi ujian akhir. "Berdandanlah. Semir sepatu, kenakan pakaian yang terbaik. Tampillah dengan semangat karena ini akan membantu Anda untuk berpikir tajam."
Jangan salah mengerti, wujud lahiriah memengaruhi pikiran Anda. Bagaimana Anda tampak dari luar memengaruhi bagaimana Anda berpikir dan merasa di dalam.
Pikirkan bahwa anda memiliki pekerjaan yang sangat penting. Ada sebuah kisah klasik yang sering disampaikan mengenai sikap tiga orang tukang batu terhadap pekerjaan. Kisah ini klasik. Ketika ditanya, "Apa yang Anda kerjakan?" tukang batu pertama menjawab, "Menyusun bata." Yang kedua menjawab, "Menghasilkan seribu rupiah per jam." Dan yang keiga berkata, "Saya? Saya sedang membangun katedral tersbesar di dunia."
Kisah ini memang tidak memberitahu kita apa yang terjadi dengan ketiga tukang batu ini kemudian, tetapi apa yang terjadi menurut Anda? Peluangnya adalah dua tukang batu pertama tetap menjadi tukang batu. Mereka tidak mempunyai visi, tidak mempunyai respek terhadap pekerjaan.
Tukang batu yang memvisualisasikan dirinya sedang membangun katedral terbesar tidak akan tetap mejadi tukang batu. Barangkali dia menjadi mandor atau kontraktor atau arsitek. Ia akan bergerak maju dan ke atas. Mengapa? Karena berpikir membuatnya begitu, dia mendengarkan pikiran yang menunjukkan cara kepadanya mengembangkan potensi dirinya di dalam pekerjaan.
Jika kita berpikir kita adalah orang yang hebat dan selalu berhasil menuntaskan pekerjaan dengan luar biasa, maka itulah yang akan terjadi. Cara terbaik untuk menuntaskan pekerjaan ada di tangan kita, mengapa masih ragu?
Setiap kali orang pergi ke seminar pengembangan diri atau bagi para karyawan yang selalu menghadiri briefing motivasi pada awal minggu di kantornya, pertemuan itu selalu bersemangat dan membuat mereka merasa lebih baik dan termotivasi. Kesulitannya adalah hanya sedikit semangat yang tersisa pada hari-hari setelahnya pada minggu tersebut.
Kenapa tidak Anda ciptakan 'sang motivator' dalam diri sendiri? Pertama tuliskan apa yang Anda inginkan lalu tuangkan itu ke dalam sebuah tulisan dan baca tulisan itu seperti sebuah iklan keras-keras di ruangan tertutup, lebih baik lagi jika Anda membaca sambil memandang cermin. Baca dengan penuh semangat dan suara keras, sampai bergetar badan Anda dan terasa hangat. Sampai terdengar echo di dalam diri yang mengikuti apa yang kita baca tanpa keraguan. Bacalah sebelum Anda memulai hari setiap pagi. Anda adalah apa yang Anda produksi dalam pikiran Anda.
Satu hal lagi. Banyak orang, berangkali mayoritas, mungkin memandang curiga pada teknik ini. Barangkali mereka menolak untuk percaya bahwa keberhasilan datang dari pikiran yang dikelola dengan baik. Lakukan dan percaya ini akan berhasil karena keberhasilan berasal dari kekuatan pikiran Anda.
Kristi Dastra S. Psi., C.Ht.,C.I, Hipnoterapis
Persepsi Diri Menentukan Bagaimana Orang Lain Bersikap pada Kita
Sebaliknya orang yang berpikir dirinya cocok sebagai orang yang hebat, maka memang demikianlah yang akan terjadi.
diperbarui 22 Jul 2015, 14:46 WIBDiterbitkan 22 Jul 2015, 14:46 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
KPU Jabar Ingatkan Pelanggaran di Masa Tenang Bisa Dikenai Sanksi Pidana
Profil dan Partai Pengusung Paslon Pilgub Kepulauan Riau 2024
Tangisan Menyayat Bayi Mungil di Semak-Semak Pinggir Jalan
Ini Amalan yang Paling Hebat Menurut Habib Novel, Pahalanya Otomatis Mengalir ke Orang Tua
KPU Bengkulu Jelaskan Status Pencalonan Cagub Petahana Usai Terjaring OTT KPK
Maarten Paes dan Luna Bijl Liburan di Bali, Tonton Tari Kecak sampai Makan Bubur Ayam
Profil Singkat Paslon Pilgub Riau 2024, Berikut Partai Pengusungnya
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Senin 25 November 2024
60 Bus Listrik Beroperasi di Kota Medan, Transportasi Massal Berteknologi yang Zero Emissions
Megawati Bakal Nyoblos Pilkada Jakarta Bareng Keluarga di Kebagusan
2 Hal yang Paling Banyak Memasukkan Orang ke Surga, Apa Saja?
Profil Paslon Pilgub Sumatera Barat 2024, Mahyeldi-Vasko dan Epyardi-Ekos