Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Mengenal Orgasme pada Wanita

Meski telah menikah bertahun-tahun, punya anak pula, bukan jaminan seorang wanita telah pernah mengalami orgasme.

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 29 Jul 2015, 16:00 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2015, 16:00 WIB
Ilustrasi Orgasme (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta Meski telah menikah bertahun-tahun, punya anak pula, bukan jaminan seorang wanita telah pernah mengalami orgasme. Mengapa banyak suami tidak tahu bahwa istrinya belum pernah orgasme?

Banyak pria tidak mengetahui apakah istrinya dapat mencapai orgasme atau tidak ketika mereka melakukan hubungan seksual. Tak sedikit yang menganggap istrinya mampu mencapai orgasme, padahal ternyata tidak.

Akibatnya, banyak suami yang merasa malu atau kecewa, setelah mengetahui bahwa istrinya ternyata tidak pernah mencapai orgasme, walaupun telah lama menikah. Tidak sedikit yang baru menyadari kebodohannya selama ini, setelah usia perkawinan mencapai puluhan tahun.

Memang aneh kedengarannya kalau seorang wanita yang sudah lama menikah, bahkan  mempunyai beberapa anak, tidak pernah menikmati kehidupan seksualnya. Tetapi inilah yang terjadi, dan banyak dijumpai di klinik. Demikian kata Pakar Seksologi dan Androlog dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali Prof. Wimpie Pangkahila Sp.And.

Sebagian wanita itu merasa kecewa karena dorongan seksualnya tidak mendapatkan pelepasan, setelah melakukan hubungan seksual. Sebagian lain merasa penasaran setelah kawan-kawan wanitanya menceriterakan pengalaman seksual mereka yang cukup memuaskan. Sedangkan sebagian lain berusaha menerima kenyataan, yang sebenarnya tidak dia inginkan itu.

Banyak pria yang menganggap istrinya telah mencapai orgasme, karena melihat atau merasakan telah terjadi perlendiran sehingga vagina basah. Peristiwa ini dianggap sama dengan keluarnya sperma (ejakulasi) pada pria, yang terjadi bersama-sama dengan orgasme.

Padahal perlendiran vagina hanya merupakan reaksi awal wanita terhadap rangsangan seksual yang diterima. Ketidaktahuan ini tentu berakibat tidak tercapainya keharmonisan hubungan seksual, karena suami menganggap hubungan seksual telah sukses.      

Memang tidak selalu mudah mengetahui apakah wanita telah mencapai orgasme, yang berarti hubungan seksual telah selesai. Salah satu sebabnya adalah bentuk anatomik kelamin wanita tidak seperti pria, yang dengan sangat jelas menunjukkan perubahan bila hubungan seksual telah selesai dilakukan.

Demi keharmonisan hubungan seksual, maka pria perlu mengenali tanda yang terjadi dan dialami wanita ketika mencapai orgasme. Jika tidak, maka tetap saja banyak pria tidak tahu  bahwa istrinya tak pernah orgasme selama bertahun-tahun menikah.

Sensasi erotik

Sensasi Erotik

Orgasme atau yang kerap disebut kenikmatan seksual sebenarnya merupakan suatu puncak reaksi seksual. Puncak reaksi seksual tercapai bila orang menerima rangsangan seksual yang efektif, baik melalui hubungan seksual maupun cara-cara lain.      

Ketika mencapai orgasme orang akan merasakan suatu sensasi erotik yang menyenangkan. Sensasi erotik yang tercapai ketika mencapai orgasme ditambah dengan kesenangan psikis inilah sebenarnya yang disebut kepuasan seksual.

Ada kalanya orang dapat mencapai orgasme, yaitu merasakan sensasi erotik sesaat yang menyenangkan itu, tetapi secara psikis tidak merasa senang. Akibatnya kepuasan seksual tidak tercapai.

Keadaan ini terjadi, misalnya kalau hubungan seksual yang dilakukan hanya semata-mata untuk memenuhi tuntutan dorongan seksual, tanpa keterlibatan emosi terhadap pasangannya.

Keterlibatan emosi pun berbeda terhadap individu yang berbeda. Karena itulah kepuasan seksual yang dicapai dapat menjadi berbeda bila emosi yang terlibat juga berbeda. Bagaimana mengetahui apakah wanita telah merasakan sensasi erotik yang menyenangkan itu?

Tentu saja sulit, bahkan tidak mungkin mengetahui sensasi erotik itu, karena suatu sensasi hanya dirasakan oleh yang mengalaminya. Tetapi ternyata reaksi seksual dan sensasi erotik sebagai puncaknya juga menimbulkan reaksi fisik, tidak hanya pada kelamin melainkan juga pada bagian tubuh yang lain.

Nah, reaksi fisik inilah yang perlu dikenali untuk mengetahui seorang wanita telah mencapai orgasme atau tidak.

Tanda orgasme

Tanda Orgasme

Sebelum orgasme tercapai, ada dua fase yang harus dilalui, baik oleh pria maupun wanita, yaitu fase rangsangan dan fase datar. Fase rangsangan ialah suatu fase reaksi seksual yang timbul ketika orang menerima rangsangan seksual.

Pada fase ini terjadi reaksi seksual pada kelamin dan pada bagian-bagian tubuh yang lain. Reaksi seksual ini menyebabkan orang menjadi siap untuk melakukan hubungan seksual.

Fase ini kemudian disusul oleh fase datar, yang merupakan kelanjutan dan penguatan fase rangsangan. Pada fase ini orang menjadi semakin siap agar hubungan seksual dapat mencapai puncak reaksinya, yaitu orgasme.

Setelah mencapai fase orgasme, maka reaksi seksual menurun kembali, menuju kepada keadaan semula sebelum ada rangsangan seksual. Keadaan kembali ke semula ini disebut fase resolusi.

Pada fase rangsangan, wanita mengalami perubahan pada kelamin dan bagian tubuh lainnya. Perubahan pada kelamin dapat ditandai dengan terjadinya ereksi klitoris, perlendiran vagina, dan perubahan pada bibir kelamin.

Klitoris yang mengalami ereksi menjadi tegang dengan ukuran lebih besar dan panjang. Perlendiran vagina terjadi akibat bendungan aliran darah pada vagina yang kemudian menimbulkan  suatu proses yang disebut transudasi.

Perlendiran vagina yang cukup dapat dirasakan dengan nyata. Karena perlendiran inilah maka hubungan seksual dapat berlangsung dengan baik tanpa hambatan, khususnya bagi wanita.

Sebaliknya kalau perlendiran tidak terjadi atau tidak cukup terjadi, maka wanita akan merasa sakit dan selanjutnya menghambat terjadinya orgasme.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya