Seks Usia Remaja, Siapa yang Harus Disalahkan?

Cukup banyak remaja berusia belia yang telah melakukan hubungan yang hanya didasari rasa takut kehilangan orang yang disayang.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 31 Jul 2015, 17:00 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2015, 17:00 WIB
Dr. Naek Tobing: Perilaku Seks Remaja Kini Mengkhawatirkan
Cukup banyak remaja berusia belia yang telah melakukan hubungan yang hanya didasari rasa takut kehilangan orang yang disayang.

Liputan6.com, Jakarta Berhubungan intim di usia remaja telah jadi momok bagi orangtua. Bagaimana mudahnya para remaja jatuh ke dalam lubang hitam seperti mabuk-mabukan, pemakaian obat-obat terlarang, dan merokok, wajar bila orangtua mulai merasa takut si buah hati melakukan hubungan seks sebelum menikah.

Jika dulu kondisi semacam ini hanya ditakuti para orangtua di kawasan Barat, tampaknya orangtua di kawasan Asia mulai mengalami hal serupa. Bagaimana tidak? Cukup banyak remaja berusia belia yang telah melakukan hubungan yang hanya didasari rasa takut kehilangan orang yang disayang.

Meski sebagian besar orang menyalahkan paparan materi seksual yang eksplisit, hingga teman-teman di yang berada di sekeliling si anak, namun orangtua lupa, apakah dia sudah benar-benar menyampaikan materi tentang pendidikan seksual dengan benar?

"Ada juga sikap yang agak santai dari masyarakat tentang seks. Saya sering melihat orangtua atau orang dewasa membuat referensi tentang pacara untuk anak-anak muda, bahkan yang paling muda. Akibatnya, anak menganggap itu sebagai sinyal mereka diperbolehkan melakukan hal yang sebenarnya belum boleh mereka lakukan. Terlebih, saya juga menemukan, sikap yang lemah terhadap pendidikan seks di rumah. Semua ini yang menyebabkan anak ingin mencoba hal-hal tersebut," kata pemerhati pendidikan anak asal Mumbai, India, Swati Popat Vats dikutip dari situs Times of India, Jumat (31/7/2015)

Psikolog Anak Dr Bela Raja mengatakan, apabila ada orangtua yang tiba-tiba mendapat kabar tidak mengenakan anak perempuannya hamil di luar nikah atau anak laki-laki menghamili teman perempuannya, bukan pukulan, jeritan, teriakan yang harus Anda berikan. Bicarakan baik-baik dengan kepala dingin.

Sebab, ada anak yang sengaja melakukan ini hanya untuk mendapat perhatian lebih dari orangtuanya, karena mungkin selama ini kurang mendapatkan apa yang seharusnya orangtua berikan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya