Menelisik Kebiasaan Minum Darah Manusia

Minum darah sama dengan memasukkan racun ke dalam tubuh. Apa alasannya?

oleh Benedikta Desideria diperbarui 04 Agu 2015, 14:00 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2015, 14:00 WIB
Minum Darah Manusia, Bahaya Tidak?
Foto: Live Science

Liputan6.com, New York- Di awal tahun 2011, seorang pria asal Texas, Amerika Serika bernama Lyle Bensley (19) dikabarkan masuk ke dalam sebuah apartemen wanita dan menggigit lehernya. Kala itu Bensley mengaku ia adalah vampir berusia ratusan tahun yang butuh darah untuk tetap hidup. Kaget dengan apa yang di hadapannya, wanita ini melarikan diri dan menelepon polisi. Bensley pun ditahan pihak berwajib karena penyerangan.

Hal yang terjadi di atas bukan sebuah drama atau cerita di film-film. Kejadian ini benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata.
Lalu, pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana sebenarnya bila manusia minum darah? Apakah aman?

Mengonsumsi darah dalam jumlah sedikit hanya beberapa sendok teh lalu darah tersebut bebas dari patogen, mungkin darah tidak membahayakan jika dicerna tubuh. Namun di luar itu, hati-hati.

Ketika darah mengalir ke aliran darah seperti jantung dan pembuluh darah itu penting bagi kehidupan. Tapi, bila darah masuk ke dalam sistem pencernaan akan berbeda. Minum darah malah bisa menjadi racun seperti diungkap laman Live Science, Selasa (4/8/2015).

Jika dosis racun yang dikonsumsi sedikit mungkin tidak merugikan, namun jika semakin banyak makan atau minum akan semakin berbahaya.

Salah satu bahayanya adalah karena kandungan zat besi dalam darah. Tubuh akan mengalami kesulitana kala memiliki kelebihan zat besi. Bila di dalam tubuh terdapat zat ini dalam dosis tinggi bisa menjadi racun. Kondisi ini disebut dengan hemokromatosis.

Hal ini menyebabkan berbagai macam penyakit dan masalah termasuk kerusakan hati, penumpukan cairan di paru-paru, dehidrasi, tekanan darah rendah, dan gangguan saraf.

Kondisi manusia berbeda dengan hewan yang bisa mencerna darah, seperti kelelawar vampir, karena mereka memiliki mekanisme pencernaan khusus. Menurut Katherinie Ramslanda dalam buku 'The Science of Vampire', kelelawar vampir membutuhkan asupan zat besi dalam kadar besar. Zat ini akan membantu hemoglobin membawa oksigen ke paru-paru dan jaringan tubuh.

 

Kelalawar vampir yang minumannya darah. (Foto: www.robertswebdesign.co.uk)

Namun, biasanya asupan zat besi dalam darah yang hewan ini konsumsi lebih banyak dari yang ia butuhkan. Namun, ia memliliki membran mukosa di saluran usus untuk mencegah zat besi masuk ke dalam alirah darah.

Meski kelelawar vampir bisa minum darah, sistem pencernaan manusia berbeda dengan hewan ini. Sehingga minum darah malah bisa membunuh kita.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya