Liputan6.com, Jakarta Menguap bisa menular antar manusia satu dengan lainnya. Tapi sebetulnya fenomena menguap yang menular ini tak hanya terbatas pada manusia saja, hewan mamalia lainnya seperti simpanse dan anjing pun bisa mengalaminya.
Tim peneliti dari Baylor University, Texas mengungkap bahwa individu yang egois dan manipulatif tak akan merespon gerakan menguap orang lain. Selama penelitian, mereka meneliti individu yang memiliki karakteristik psikopat, bergaya hidup antisosial, dan kurang berempati cenderung tak terpengaruh oleh `menguap yang menular` dibandingkan mereka yang berempati.
Baca Juga
"Menguap setelah melihat orang lain menguap dikaitkan dengan empati dan ikatan," jelas para peneliti, dilansir dari laman Medindia, Selasa (25/8/2015).
Advertisement
Pemimpin penelitian, Brian Rundle, mahasiswa doktoral dalam bidang psikologi dan neurosains mengatakan, "Anda kemungkinan akan menguap meskipun Anda tak merasa perlu. Kita semua tahu tentang hal ini dan selalu penasaran akan hal itu. Aku lantas berpikir, 'Jika benar menguap berhubungan dengan empati, aku yakin psikopat pasti sedikit sekali menguap.' Jadi aku melakukan tes (terhadap hal itu."
Sejumlah 135 mahasiswa diperlihatkan tayangan video 10 detik berisi gerakan wajah yang berbeda-beda, menguap, tertawa, atau ekspresi wajah netral. Berdasarkan hasil tes psikologi dan frekuensi menguap, studi menemukan bahwa orang yang kurang memiliki empati juga lebih sedikit ikut menguap.
Rundle kemudian menjelaskan, "Pesannya bukan jika Anda menguap dan orang lain tidak ikut menguap maka dia adalah psikopat. Bukan itu. Ada hubungan neurologis antara kecenderungan psikopat dan gerakan menguap yang menular dan ini merupakan awal yang menarik untuk melanjutkan penelitian."