Liputan6.com, Jakarta Komplikasi pada anak yang harus diwaspadai akibat kabut asap pembakaran lahan di Pekanbaru adalah infeksi saluran pernapasan yang merambat. Yang awalnya alergi, lalu infeksi saluran atas, karena tidak tertangani dengan baik infeksi turun ke bawah yang mengakibatkan terjadinya infeksi di paru (Pneumonia).
"Inilah yang paling sering dan harus diwaspadai," kata Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr Achmad Yurianto.
Baca Juga
Dalam diskusi yang diadakan di Gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (8/9/2015) Achmad memaparkan tiga alasan seorang anak rentan mengalami infeksi saluran pernapasan yang merambat;
Advertisement
1. Daya tahan tubuh lemah
"Daya tahan tubuh mereka lemah. Begitu kena polutan, alergennya cukup kuat, maka anak akan mudah sakit. Kondisinya pun mudah drop, yang memudahkan mereka mengalami infeksi," kata Achmad
2. Anatomi tubuh yang pendek
"Memang pendek-pendek sekali. Rongga hidungnya pendek banget. Memang anak kecil pendek-pendek semua, sehingga penyebaran secara anatomis akan lebih cepat," kata Achmad menjelaskan.
3. Tidak mampu buang ingus dengan baik
Jika orang dewasa dengan mudah membuang ingus yang membuat hidung jadi tidak nyaman, tidak demikian dengan anak-anak yang lebih sering ingus tersebut ketelan.
Ditambah budaya yang tidak baik yang berasal dari sang ibu, kian mempeparah kondisi tersebut.
"Karena anak tidak bisa buang ingus dengan baik maka ingusnya dihisap sama ibunya. Ini sering terjadi di daerah. Kalau mulut si ibu steril, mungkin nggak papa. Kalau tidak sama saja dengan berbagi penyakit," kata Acmad menerangkan.
Achmad juga mengatakan, angka kematian akibat Pneumonia di Indonesia cukup tinggi.