Liputan6.com, Jakarta Pada sejumlah belahan dunia mungkin sedang tren prosedur pembesaran payudara. Tapi di Nigeria dan Afrika Selatan, ada ritual meratakan payudara mengerikan menggunakan batu panas atau palu untuk melindungi perempuan dari perkosaan.
Ironisnya, pelakunya sebagian besar (58 persen) adalah ibu korban. Dia ingin melindungi anaknya dari perkosaan dan pelecehan seksual yang memengaruhi 3,8 juta wanita di seluruh dunia.
Advertisement
Penulis Leyla Hussein pada Cosmopolitan mengatakan, payudara anak perempuan 11-15 tahun akan dihancurkan dengan cara apapun. Ibu mereka bahkan berani menjamin, cara ini bisa membuat puterinya memiliki semangat untuk sekolah ketimbang menikah.
"Bagaimanapun, kata-kata budaya, tradisi atau kepercayaan tertentu seperti ini tidak masuk akal. Tubuh perempuan dianggap tidak aman, bahkan di negara mereka sendiri," ucap Leyla, seperti diberitakan Dailymail, Selasa (13/10/2015).
Belum lagi, kata dia, bagi keluarga kaya di Kamerun, meratakan payudara dilakukan dengan menekan organ sensitif ini dengan karet elastis sekecang-kencangnya. Anak perempuan yang melakukannya tidak ada yang protes. Mereka percaya, apa yang ibunya lakukan adalah untuk kebaikannya. Dan tidak ada anak yang berani mengatakan ritual ini pada siapapun, bahkan ayahnya sekalipun.
Di sisi lain, sebuah yayasan perempuan di Inggris mengungkap bagaimana setrika payudara bisa merusak jaringan payudara dan berisiko tinggi tumor, kanker, abses, gatal, sulit ASI, infeksi, tidak simetris payudara hingga hilangnya satu atau kedua payudara.
Â
Â