Terungkap Alasan Kenapa Orang Cina Minum Teh Hijau

Teh hijau kaya akan polyphenol, mikronutrien, vitamin, nutrisi dan substansi bioaktif lainnya, sehingga disebut obat segala penyakit.

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 17 Okt 2015, 10:00 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2015, 10:00 WIB
Ilustrasi Teh Hijau
Ilustrasi Teh Hijau (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Teh hijau sejak lama menjadi minuman sehat orang Cina. Teh hijau kaya akan polyphenol, mikronutrien, vitamin, nutrisi dan substansi bioaktif lainnya, sehingga disebut obat segala penyakit. Sebagai minuman, teh hijau telah memasuki hidup sehari-hari masyarakat modern, bisa meredakan panas dalam, mencegah dan mengobati flu, antiradiasi, menjaga kesehatan, dan memperpanjang usia.

Secara alami teh hijau mengandung katekin, flavonoid, theanin, karoten, thiamin, riboflavin, nicotinic acid, pantothenic acid, ascorbic acid, folic acid, vitamin E, mangan, potasium, polisakarida, fluoride, yang secara keseluruhan bisa mengurangi kolesterol dan lemak dari makanan, mengurangi risiko penyakit kardio-serebrovaskular, menangkal radikal bebas, juga membunuh bakteri dan virus influenza. Selain itu, mampu mengatasi masalah perut dan usus, mencegah bau mulut dan pengeroposan gigi, memperkuat daya tahan tubuh, menurunkan stres, menyegarkan tubuh dan menenangkan pikiran, serta mencegah kegemukan.

Teh hijau juga mengandung lebih dari 25 jenis asam amino, termasuk enam jenis yang mutlak diperlukan tubuh dan histidine yang penting bagi pertumbuhan bayi. Meski kandungan asam amino dalam teh hijau tidak tinggi, bisa menambah kekurangan kadar yang dibutuhkan tubuh setiap hari.

Jika dibandingkan dengan jenis teh lainnya, teh hijau dalam pengolahannya tidak melalui proses fermentasi dan oksidasi, sehingga masih mengandung semua komposisi aktif yang terkandung dalam daun teh. Akibat proses fermentasi dan oksidasi, banyak zat yang berguna bagi kesehatan berubah atau hilang pada saat proses produksi teh hitam. Qi (energi penyembuhan pembawa elemen alami) pada teh hijau tetap alias “tidak rusak”.

Dalam proses fermentasi dan oksidasi pada teh lain (teh hitam), minyak teh yang mengandung polifenol meningkat, dan mengurangi kadar tanin hingga 10 persen. Meningkatnya polifenol menyebabkan warna jingga kecokelatan pada daun teh dan membuat gigi para peminum teh hitam berwarna kecokelatan.

Pengaruh kafein akan lebih efektif jika terlepas dari tanin. Zat yang menguntungkan kesehatan seperti epigallocatechins berubah dan komposisi lain seperti vitamin C akan hancur. Parahnya, produk alami yang semula bermutu tinggi berubah menjadi sekadar minuman biasa.

Tiap gram teh hijau mengandung 73-252 mg zinc, sedangkan tiap gram teh hitam hanya 32 mg. Khasiat teh hijau dalam menurunkan tekanan darah juga mengungguli teh hitam. Kombinasi ekstrak daun bambu dan teh hijau dipercaya mampu memberikan fungsi pereda panas, menurunkan kadar lipid dan tekanan darah, menyingkirkan radikal bebas, dan meningkatkan imunitas.

Di pasaran, produk yang berisi kombinasi keduanya memang relatif tidak banyak. Meski begitu, tetap dibutuhkan sikap hati-hati dalam mengonsumsinya. Cara terbaik untuk mengurangi risiko, perhatikan aturan pakai dan legalitas produk seperti ada tidaknya sertifikasi resmi dari Badan POM.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya