Anak Ternyata Membangun Percaya Dirinya Sejak Balita

Sebuah penelitian menarik mengungkapkan bahwa anak-anak membangun kepercayaan dirinya sebelum mereka mencapai usia sekolah.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Nov 2015, 09:00 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2015, 09:00 WIB
Anak-Anak Membangun Kepercayaan Dirinya Sejak Balita
Sebuah penelitian menarik mengungkapkan bahwa anak-anak membangun kepercayaan dirinya sebelum mereka mencapai usia sekolah.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian menarik mengungkapkan bahwa anak-anak membangun kepercayaan dirinya sebelum mereka mencapai usia sekolah taman kanak-kanak, dilansir dari laman Times of India, Rabu, 11/11/2015.

"Kami menemukan ternyata pada anak berumur 5 tahun, kepercayaan diri telah terbentuk cukup kuat yang bisa diukur dengan beberapa teknik sensitif,” ujar pemimpin studi Dario Cvencek, peneliti ilmiah dari University of Washington.

Studi dilakukan pada Januari 2015 menggunakan tes yang baru dikembangkan untuk menilai kepercayaan diri yang tersembunyi dalam lebih dari 200 anak berumur 5 tahun kebawah.

"Beberapa ilmuwan mempertimbangkan usia prasekolah terlalu muda untuk bisa mempunyai pemahaman positif atau negatif tentang mereka sendiri,” ujar peneliti pembantu Andrew Meltzoff dari University of Washington.

Hingga saat ini, tidak ada alat ukur yang mampu mendeteksi kepercayaan diri pada anak usia prasekolah, karena tes mengenai kepercayaan diri ini membutuhkan diskusi verbal dan kognitif.

Para peneliti menciptakan Preschool Implicit Association Test (PSIAT), untuk mengukur seberapa kuat mereka merasa positif terhadap diri mereka sendiri.

Untuk menyesuaikan tesnya kepada anak usia prasekolah, campuran dari 234 anak laki-laki dan perempuan berumur 5 tahunan dari daerah Seattle, mengganti kata yang yang menggambarkan diri sendiri (saya, bukan saya), dengan benda-benda. Mereka menggunakan tanda asing kecil, dan diberi pengertian tentang “milik mereka,” dan “bukan milik mereka.”

Menggunakan komputer, anak-anak merespon rangkaian tanda “saya” dan “bukan saya”. Menggunakan kata-kata dan menekan tombol.

Hasilnya menunjukkan bahwa anak usia lima tahun lebih mengkaitkan diri mereka dengan “baik” daripada “buruk”, dan ini diucapkan secara merata pada anak laki-laki dan perempuan.

Tugas yang berdasarkan identitas kelamin yang memunculkan pemahaman mengenai apakah mereka laki-laki atau perempuan, dinamakan “pilihan gender dalam kelompok”.

Anak-anak dengan kepercayaan diri yang tinggi dan pemahaman yang kuat tentang identitas gender mereka menunjukkan kecenderungan pilihan kepada sesama gender mereka.

"Kepercayaan diri dipandang memainkan peran penting terhadap bagaimana anak-anak membentuk berbagai identitas sosial mereka. Temuan kami mempertegas pentingnya lima tahun pertama sebagai pondasi sepanjang hidupnya,” ujar Cvencek. (Melodia)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya