Anak yang Lahir dari Ibu Gemuk Sulit Bertahan Hidup

Ilmuwan melaporkan, wanita yang mengalami obesitas sebelum hamil berisiko dua kali lipat kematian bayi di masa awal kehidupannya.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 20 Nov 2015, 09:00 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2015, 09:00 WIB
Ilustrasi Wanita Hamil (iStockphoto)
Ilustrasi Wanita Hamil (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian terbaru di Amerika menemukan fakta mengejutkan. Ilmuwan melaporkan, wanita yang mengalami obesitas sebelum hamil berisiko dua kali lipat bayinya tidak akan bertahan hidup di masa awal kelahirannya.

Seperti diberitakan Dailymail, Jumat (20/11/2015) para ahli mengatakan, pentingnya konseling berat badan sebelum atau selama masa kehamilan menjadi poin penting penelitian ini.

"Satu dari tiga wanita hamil yang gemuk akan melahirkan anak yang memiliki kekebalan tubuh lemah. Di sisi lain, wanita yang menjaga berat badan baik sebelum atau selama kehamilan cenderung memberikan kesempatan hidup anak lebih baik," kata penulis utama studi tersebut, Dr Lisa Bodnar, dari University of Pittsburgh.

Penelitian yang dilatarbelakangi oleh kematian 24.000 bayi di awal kehidupannya di Amerika Serikat ini memang mengkhawatirkan. Pasalnya, para ibu tersebut, ternyata memiliki berat badan berlebih jauh sebelum hamil.

Selain konsultasi medis sebelum hamil, para ilmuwan merekomendasikan kenaikan berat selama kehamilan, berkisar antara 12-15 kg. Sedangkan berat badan ideal calon ibu saat mulai kehamilan berkisar antara 45-65 kg.

Rekan penulis studi, Profesor di Departemen Obstetri dan Ginekologi, Dr Katherine Himes mengatakan, penelitian ini merupakan masalah yang paling krusial saat ini. Pasalnya, banyak wanita yang mengabaikannya.

"Hal lain yang penting dicatat adalah kehilangan berat badan selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko bayi meninggal," tukas penelitian yang dipublikasikan secara online dalam jurnal Obesity. 

Jadi, jagalah berat badan agar selalu berada di kisaran ideal.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya