Merasa Buta Selama 20 Tahun, Wanita Ini Bekepribadian Ganda

Seorang wanita di Jerman yang sebelumnya merasa mengalami tuna netra karena kecelakaan bisa melihat lagi.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 26 Nov 2015, 19:30 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2015, 19:30 WIB
Merasa Buta Selama 20 Tahun, Wanita Ini Bekepribadian Ganda
Seorang wanita di Jerman yang sebelumnya merasa mengalami tuna netra karena kecelakaan bisa melihat lagi.

Liputan6.com, Jakarta Seorang wanita di Jerman yang sebelumnya merasa mengalami tuna netra karena kecelakaan bisa melihat lagi. Namun dokter mengatakan, kebutaan yang dialaminya sebenarnya masalah psikologis karena dia memiliki kepribadian ganda.

Seperti diberitakan Dailymail, Kamis (26/11/2015), wanita berinisial BT itu memiliki gangguan identitas disosiatif (DID) sehingga sulit mengontrol kepribadiannya. Secara keseluruhan, BT memiliki 10 kepribadian yang saling berbanding terbalik dengan kondisi aslinya.

Menurut dokter yang menanganinya, kemungkinan masalah kejiwaannya terjadi akibat kecelakaan yang dialaminya pada usia remaja. Sebagian kecil otaknya rusak hingga dia merasa tidak bisa melihat. Dia pun selalu menggunakan anjing untuk mendampinginya selama hampir 20 tahun.

Dibantu Psikoterapi, sugesti penglihatan wanita tersebut dimatikan dalam hitungan detik. Dan dokter lainnya terkejut karena dia benar-benar bisa melihat.

Kasus yang dipublikasikan dalam dalam Journal Psych ini mencatat, para dokter awalnya memang curiga mengingat catatan kesehatannya menunjukkan hal normal pada matanya. Dia tidak mengalami kerusakan fisik bahkan tidak ada luka kecil di sekitar mata. Namun BT masih tidak bisa melihat.

"Saat itu dia dirujuk ke Psikoterapi dan benarlah dugaan dokter. Dia memiliki 10 kepribadian ganda yang berbeda usia, jenis kelamin dan tempramen yang bervariasi. Beberapa kepribadian bahkan mampu berkomunikasi dalam bahasa yang berbeda," kata Psikolog Jerman Hans Strasburger dan Bruno Waldvogel.

Dr Strasburger Braindecoder mengatakan, kebutaan yang dialami BT merupakan respon emosional yang membuat pasien merasa dirinya buta. Dengan demikian, dia tidak berani melihat apa yang terjadi selanjutnya," tukasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya