Varian Rasa Terbaru Obat TB Ini Dibuat Khusus untuk Anak-anak

Penelitian kesehatan baru menemukan obat tuberkulosis bervarian rasa untuk para anak penderita TB.

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 07 Des 2015, 19:30 WIB
Diterbitkan 07 Des 2015, 19:30 WIB
Saat Anak Kena Kanker, Ortu Perhatikan Juga Buah Hati Lain
Anak sakit (parentdish.ca)

Liputan6.com, Jakarta Para peneliti kesehatan paru-paru di Union World Conference, Rabu lalu mengumumkan debut pengobatan Tuberkulosis (TB) dengan cara yang aman dan menyenangkan untuk memerangi penyakit TB pada anak.

Mel Spigelman seorang presiden dan CEO dari aliansi TB - sebuah organisasi nirlaba internasional mengatakan pengobatan ini adalah kemajuan yang cukup besar.

"Untuk pertama kalinya, kami memiliki pengobatan yang tepat bagi jutaan anak yang terdeteksi TB, dengan formulasi obat yang mudah bagi anak-anak, dengan rasa yang enak dan mudah-mudahan akan membuat penyakit ini lebih mudah untuk diobati," kata Spigelman di konferensi di Cape Town, dikutip dari laman VOA, Senin (7/12/2015).

Sampai saat ini anak-anak yang diberi pil TB bagi dewasa sering menolak karena rasanya pahit. Penemuan obat baru ini dapat larut dalam air dan yang lebih penting lagi, rasa dari obat ini memiliki varian seperti strawberry dan raspberry dalam dosis yang tepat.

Pengobatan ini dikembangkan bersama kelompok bantuan internasional, termasuk organisasi kesehatan dunia dan badan pembangunan internasional AS. Spigelman mengatakan hal itu karena perusahaan farmasi tersebut, perusahaan yang cukup besar dan memiliki insentif keuangan yang kecil untuk mengembangkan obat untuk TB, yang sebagian besar merupakan penyakit orang miskin.

"TB adalah penyakit yang terkait erat dengan status sosial ekonomi," katanya. "Ini terkait dengan kemiskinan dan gizi buruk," ujarnya.

Penyakit pernapasan udara seperti TB ini tetap menjadi salah satu pembunuh terbesar di dunia, meskipun fakta bahwa hampir semua kasus dapat disembuhkan, namun WHO mengatakan bahwa terdapat 1,5 juta kematian akibat TB pada tahun 2014. Dan 140.000 korbannya adalah anak.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya