Pembalut Bekas Bisa Deteksi Kista?

Riset yang dilakukan sekitar tiga tahun lalu oleh peneliti dari Fakultas Kedokteran Indonesia menemukan manfaat dari pembalut bekas.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 09 Des 2015, 09:00 WIB
Diterbitkan 09 Des 2015, 09:00 WIB
20150708-Pembalut Wanita
Ilustrasi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Riset yang dilakukan sekitar tiga tahun lalu oleh peneliti dari Fakultas Kedokteran Indonesia menemukan manfaat dari pembalut bekas. Dengan mengumpulkan darah menstruasi yang ada di pembalut bekas, dokter bisa mendiagnosis ada tidaknya endometriosis atau kista cokelat pada pasien tersebut.

Endometriosis adalah keadaan terdapatnya jaringan dinding rahim (endometrium) di tempat tidak semestinya. Lokasi endometriosis seringkali ditemukan pada indung telur, saluran telur, dan lapisan dalam perut. Salah satu gejalanya yakni nyeri panggul kronik terutama menjelang dan saat haid. 

Baca juga: 

Diagnosis endometriosis lewat pembalut bekas yang saat ini baru bisa dilakukan di Klinik Yasmin, RSCM amatlah menguntungkan bagi wanita yang belum menikah. Karena tak perlu ada alat ultasonografi yang masuk ke dalam tubuh lewat vagina seperti diungkapkan Manajer Riset dan Pelayanan Masyarakat Fakultas Kedokteran UI, Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG (K) saat berbincang di kantor MERCK, Jakarta pada Selasa (8/12/2015). 

Caranya dokter akan meminta pasien mengumpulkan pembalut berisi darah menstruasinya. Lalu diambil darah haid dalam jumlah cukup dan dilakukan isolasi darah untuk kemudian dilihat hasilnya. Hasil diagnosis bisa terlihat dalam kurun waktu satu minggu.

"Pada pasien yang menderita kista endomeriosis ternyata di dalam darah haid ditemukan serabut-serabut saraf yang menyebabkan nyeri pada saat menstruasi," terang dokter yang akrab disapa Iko ini.

Jika sudah diketahui adanya kista endometriosis, pengobatan tergantung pada pasien. Jika keluhannya nyeri akan diberikan obat. Namun jika ingin hamil akan dibuatkan program kehamilan.

"Dengan kehamilan itu membuat hormon progesteron mengerem pertumbuhan kista," terang dokter Iko.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya