Meski Sudah Ditanggung BPJS, Banyak Perempuan Belum Tes IVA

Meski sudah diberitahu deteksi kanker serviks itu penting, masih banyak perempuan enggan memeriksakan dirinya.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 18 Des 2015, 13:00 WIB
Diterbitkan 18 Des 2015, 13:00 WIB
Menkes: Indonesia Masih Sulit Subsidi Vaksin Kanker Serviks
Ilustrasi kanker serviks | Via: istimewa

Liputan6.com, Jakarta Jaminan Kesehatan Nasional yang dikelola BPJS Kesehatan turut menanggung biaya promotif dan preventif kesehatan tingkat pertama guna mencegah peserta jangan sampai sakit. Salah satunya diantaranya adalah deteksi kanker serviks. Sayangnya, meski turut ditanggung oleh BPJS Kesehatan namun masih banyak perempuan enggan melakukan tes Inspeksi Visual Asetat (IVA) maupun pap smear.

Menurut Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris ada beberapa hal yang melatarbelakangi hal tersebut salah satunya ketakutan jalani tes IVA.

"Ada beberapa kesulitan. Setelah kita sampaikan tes IVA ini penting, ada beberapa hal yang diperhatikan wanita seperti harus ada izin suami, tiga hari tidak boleh berhubungan seksual. Kadang-kadang ketika para ibu-ibu melihat alatnya jadi pada takut sehingga pulang," terang Fachmi Idris saat ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta pada Kamis (17/12/2015).

Tes IVA merupakan cara deteksi dini kanker serviks pada perempuan yang sudah berhubungan intim ini bisa dilakukan di puskesmas maupun bidan terlatih. Teknologi IVA memiliki sensitivitas yang baik bahkan bisa mendeteksi lesi (luka) pra kanker di leher rahim.

Jika sel-sel kanker terdeteksi sejak awal bisa diobati tanpa perlu ada nyawa yang melayang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya