Masyarakat Punya Andil Penting Selamatkan Bangsa dari Rokok

Selain Presiden, peran masyarakat Indonesia lebih besar dalam menyelamatkan anak negeri dari bahaya rokok

oleh Fitri Syarifah diperbarui 21 Des 2015, 19:16 WIB
Diterbitkan 21 Des 2015, 19:16 WIB
20151105-Aksi Siswa SMP Tolak Iklan Rokok di Warung-Jakarta
Siswa SMP N 104 Jakarta memasang banner di salah satu warung di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta, Kamis (5/11). Aksi ini sebagai bentuk kesadaran tentang ancaman adiksi rokok terhadap anak-anak di sekolah melalui iklan (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta Selain Presiden, peran masyarakat Indonesia lebih besar dalam menyelamatkan anak negeri dari bahaya rokok. Sebab saat bicara mengenai rokok, satu gerakan mampu menggugah keputusan pemerintah untuk segera mengaksesi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC).

Begitu disampaikan Tobacco Control Resource Center, IAKMI, Dr Widyastuti Soerojo di sela-sela acara Kaleidoskop Pengendalian Konsumsi Rokok: Quo Vadis FCTC? di Double Tree Hotel, Jakarta, Senin (21/12/2015).

"Polarisasi antara pro dan antirokok mulai terlihat jelas. Saya kira, kalau gerakan masyarakat bersatu dan meluas akan mampu melindungi anak dari bahaya rokok. Seperti misalnya yang terjadi Agustus lalu, terjadi gelombang aksi remaja mendukung FCTC dan berujung pada aksi simpatik di Istana Negara," katanya.

Selain itu, pada November juga diadakan aksi remaja dengan mengganti iklan rokok di warung dengan spanduk 'Warung Bebas Iklan Rokok'. Dan melaporkan bila ada iklan rokok di ruang publik ramah anak.

"Gerakan masyarakat seperti inilah yang dibutuhkan untuk menggalang kekuatan. Suarakan yang kita inginkan, lagi dan lagi," imbuhnya.

Di sisi lain, Tokoh Bangsa Emil Salim turut menyayangkan ketidaktegasan pemerintah yang belum bisa melindungi rakyatnya dari tembakau. Seperti misalnya dari isi pasal RUU Pertembakauan, semuanya mengenai kepentingan industri, produksi dan konsumsi.

"Dalam RUU Pertembakauan, tidak ada yang menerangkan dampaknya bagi kesehatan, tidak disentuh pengurangan tar dan dikotin sebagai sumber menjadikan konsumen adiktif terhadap rokok, atau tidak ada keterangan mengenai tindakan apa ketika rokok dijual kepada anak-anak," katanya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya