Liputan6.com, Jakarta Anak berhak mendapatkan dukungan moril dan materiil dari orangtuanya. Kedua aspek tersebut berkaitan dengan kesuksesan yang dapat diraih sang anak di masa depan.
Selain dukungan tersebut anak juga perlu diberikan motivasi diri dari lingkungan sekitar maupun dirinya sendiri. Jika anak tak termotivasi kemungkinan langkah menuju kesuksesan mereka tak akan pernah terwujud.Â
Baca Juga
Peneliti Cyril Houle meneliti apa saja yang perlu dilakukan untuk memotivasi anak. Hasilnya, ada tiga langkah yang harus dicermati, dilansir dari laman Journey to Excellence UK, Selasa (22/12/2015);
Advertisement
1. Anak harus berorientasi pada tujuannya
2. Anak harus berorientasi terhadap penggunaan pengajaran di sekolah dan dapat bersosialisasi dengan orang lain agar terbentuk motivasi dirinya.
3. Anak harus belajar dan mengetahui ilmu apa yang penting untuk dirinya dan tujuan yang ingin ia capai.
Baca Juga
Sedangkan seorang konselor dari Sekolah Cikal Amri, Astrid Wulandari, menjelaskan bahwa untuk memotivasi anak kepada tahap kesuksesannya memerlukan waktu yang intim dan cara yang baik.
Cara yang baik bukan berarti cara yang efektif karena setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda sehingga orangtua atau pengajar tidak bisa memberikan patokan bahwa ada cara yang efektif dalam memotivasi seorang anak, apalagi saat masa pertumbuhannya.
Tetapi ada satu cara yang dapat dilakukan yakni dengan memberikan pembelajaran tentang konsekuensi pada anak.
"Jika aku belajar, maka aku bisa mengerjakan tugas dan aku bisa meraih apa yang aku inginkan, tapi jika tidak belajar maka aku akan gagal," jelas Astrid tentang pengertian konsekuensi pada anak, saat ditemui di Sekolah Cikal Amri, Jumat (18/12/2015).
Ia menambahkan bahwa belajar konsekuensi ini bukan dengan cara memberikan hadiah atau reward punishment, melainkan dengan membiasakan diri untuk mengetahui sebab dan akibat dari sesuatu hal, guna memotivasi diri sang anak.