Usai Keguguran, Kapan Waktu Terbaik untuk Berusaha Kembali Hamil?

Para peneliti menyarankan pasangan tidak perlu menunggu tiga bulan untuk kembali hamil. Asalkan pada kehamilan sebelumnya tak ada komplikasi

oleh Benedikta Desideria diperbarui 13 Jan 2016, 14:00 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2016, 14:00 WIB
9 Penyebab Umum Keguguran
Sebuah studi menunjukkan, 10 hingga 25 persen keguguran umumnya memengaruhi kehamilan sebelum usia 20 minggu (4 bulan).

Liputan6.com, New York- Usai alami keguguran, pasangan suami istri biasanya diminta untuk menunggu tiga bulan atau lebih untuk berusaha kembali untuk miliki anak. Hal ini karena, menurut hasil penelitian, waktu tiga bulan adalah waktu yang ideal bagi pertumbuhan janin. Pasangan yang menunggu setelah tiga bulan untuk mencoba lagi memiliki kemungkinan keselamatan janin lebih tinggi dibanding menunggu lebih lama atau lebih singkat.

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis 1.083 wanita yang alami keguguran sebelum usia kandungan 20 minggu dan tidak memilki komplikasi selama kehamilan seperti pertumbuhan jaringan abnormal di dalam rahim. Para peneliti terus mengamagi selama enam siklus menstruasi. Jika terjadi kehamilan selama waktu penelitian, perempuan tersebut akan dipantau hingga persalinan.

Hasilnya wanita yang berusaha untuk hamil dalam rentang waktu tiga bulan usai keguguran kemungkinan untuk kembali hamil meningkat hingga 71 persen dibandingkan yang menunggu lebih lama.

Dari 765 pasangan yang mencoba kembali kehamilan dalam jangka waktu tiga bulanm sekitar 77 persen berhasil melahirkan buah hati mereka. Sementara 233 pasangan yang menunggu lebih lama dari tiga bulan untuk segera hamil yang berhasil memiliki anak sekitar 23 persen.

Studi ini tidak membuktikan kembali berusaha hamil usai keguguran akan meningkatkan kehamilan lebih cepat atau kehamilan sehat selama sembilan bulan kemudian. Namun, studi ini menyarankan bagi perempuan untuk tidak perlu menunggu hingga lebih dari tiga bulan usai keguguran untuk berusaha hamil seperti diungkapkan peneliti senior Enrique Schisterman.

"Bagi wanita yang saat keguguran kehamilannya tidak memiliki masalah, data kami menunjukkan tidak ada dasar untuk menunda kehamilan selanjutnya," tutur Schisterman yang merupakan ahli epidemiologi dari Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development Maryland, Amerika Serikat seperti diungkapnya kepada laman Fox News, dikutip Rabu (13/1/2016).

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya