Jejak Virus Zika Ditemukan di Air Liur dan Urine

Benarkah penularan virus Zika bisa melalui cairan seperti air liur dan urine?

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 06 Feb 2016, 20:27 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2016, 20:27 WIB
20160203-Nyamuk-Zika-Reuters
Benarkah penularan virus Zika bisa melalui cairan seperti air liur dan urine?

Liputan6.com, Jakarta Kepala Lembaga Kesehatan Brasil, Paulo Gadelha, mengingatkan supaya perempuan hamil tidak berciuman atau berbagi alat makan dengan siapa saja. Perintah ini muncul setelah para ilmuwan di Fiocruz Institute menemukan jejak virus Zika di dalam air liur dan urine.

Virus ini dianggap aktif, yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi. Tapi menurut mereka, terlalu dini mengatakan virus Zika dapat ditularkan salah satu cairan.

Professor of molecular biology virology University of Nottingham, Jonathan Ball mengatakan, meski virus Zika dideteksi di dalam air liur dan urine, jumlahnya sangat rendah. "Virus Zika disebarkan oleh nyamuk. Belum ada bukti bisa menyebar dengan cara lain," kata Jo dikutip dari situs Daily Mail, Sabtu (6/2/2016)

Karena kecil kemungkinan virus Zika bisa menyebar melalui cairan, Jo menganggap ini bukanlah sesuatu yang harus dikhawatirkan.

Ahli Biologi dan Matematika Universitas Oxford, Profesor Michael Bonsall juga mengatakan, untuk menentukan apakah Zika terjadi di dalam air liur dan urine, butuh banyak penelitian tambahan. "Mencegah gigitan nyamuk adalah garis pertahanan pertama untuk memutus siklus penularan," kata dia.

Kabar Zika terdeteksi di dalam air liur dan urine muncul sehari setelah para pejabat di sana menemukan dua kasus di mana virus itu menyebar melalui transfusi darah. Namun, terlalu dini menyebut ada cara lain dari penularan virus Zika.

Sejauh ini vaksin atau pengobatan untuk virus Zika belum ditemukan. WHO menyatakan darurat kesehatan di beberapa negara, seperti Brasil dan Amerika Serikat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya