Menkes: Flu Burung Bisa Dicegah Bila Lingkungan Bersih

Menteri Kesehatan Nila Moeloek menyayangkan peristiwa flu burung yang terjadi di Cilandak Barat, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 23 Mar 2016, 12:15 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2016, 12:15 WIB
Flu Burung
Menteri Kesehatan Nila Moeloek memberikan penjelasan saat raker dengan Komisi IX di Nusantara I DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (15/2). Rapat membahas Jual Beli organ Tubuh Manusia, Penyebaran Virus Zika. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Nila Moeloek menyayangkan peristiwa Flu Burung yang terjadi di Cilandak Barat, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu. Menurutnya, hal ini seharusnya bisa dicegah dengan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan lingkungan yang bersih.

"Masyarakat harus kembali bersih. Saya perhatikan daerah itu kotor. Ini kan sebenarnya tidak terjadi kalau jarak kandang jauh dari rumah, kemudian kebersihan kandang terjaga, selokan dan dapur bersih," katanya di sela-sela acara "Workshop Puncak Peringatan Hari Gizi Nasional 2016" di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (22/3/2016).

Meski begitu, kata Menkes, hingga saat ini belum terjadi penularan virus Flu Burung antarmanusia. Penularan masih terjadi dari unggas ke manusia. Masyarakat diimbau agar selalu menjaga kebersihan lingkungan dan hindari kontak dengan faktor risiko, yaitu unggas yang positif Flu Burung.

“Flu burung perlu diwaspadai karena selama ada hewan yang positif maka manusia juga tetap berisiko terinfeksi,” tegasnya saat memimpin rapat pengendalian Flu Burung di ruang kerjanya, di Jakarta (22/3). 

Sepajang 2016 ditemukan kasus Flu Burung positif pada unggas di 17 kabupaten/kota dari 7 provinsi, yaitu Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, DIY, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan DKI Jakarta. Sementara itu kasus Flu Burung di Jakarta ditemukan di pemukiman pemulung di daerah Cilandak.

Kemenkes bersama Dinas Kesehatan telah bergerak cepat untuk mencari warga sekitar yang sakit sejak ditemukannya kematian pada entok dan unggas pada 16 Maret 2016. Hasil surveilans tidak ditemukan kasus penyakit serupa flu (influenza like illness) di wilayah sekitar. Meski demikian, Puskesmas setempat terus memantau warga sampai dengan 14 hari ke depan sejak tanggal 17 Maret.

Melalui penyuluhan petugas kesehatan, masyarakat diingatkan kembali gejala Flu Burung yaitu demam/panas tinggi, batuk dan sakit tenggorokan. Jika ada gejala tersebut masyarakat diminta segera berobat ke Puskesmas. Gejala flu burung yang perlu diwaspadai adalah demam >38°C, batuk, sakit tenggorokan, pilek dan juga mempunyai faktor risiko seperti kontak dengan unggas sakit atau mati, mengolah unggas dan produk unggas (telur), dan kontak dengan kotoran unggas.

“Keberhasilan pengendalian Flu Burung sangat ditentukan oleh peran dan dukungan seluruh masyarakat terutama dalam tindakan pencegahan. Upaya yang dapat dilakukan masyarakat adalah menghindari kontak dengan unggas sakit atau mati mendadak; menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan berperilaku hidup bersih dan sehat," ujarnya.

Untuk mengantisipasi penularan Flu Burung pada manusia, Kemenkes melakukan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, menyiagakan RS khusus rujukan Flu Burung dan RS Rujukan Regional. Sementara obat Oseltamifir telah siap sebagai buffer stok.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya