Liputan6.com, Jakarta Banyak orangtua yang menginginkan untuk dapat menampilkan anaknya dalam berbagai event di depan umum, misalnya saja tampil untuk bermain musik, bernyanyi, menari (tradisional atau modern), teater, olah raga (senam, bela diri), dan sebagainya. Mereka akan merasakan kebanggaan saat anaknya dapat menunjukkan kemampuan-kemampuan dirinya di hadapan banyak orang. Untuk mewujudkan keinginan ini, anak kemudian dilatih lewat kursus dan les. Pelatihan-pelatihan yang dilakukan pun tidak jarang menuntut dikeluarkannya waktu dan juga biaya yang tidak sedikit.
Berkeinginan anaknya tampil ke depan publik di satu sisi akan memberikan manfaat bagi anak dan juga orangtua. Bagi anak, persiapan untuk dapat tampil ke depan publik merupakan suatu proses belajar tersendiri. Proses belajar ini akan memaksimalkan kemampuan anak. Potensi-potensi tersembunyi anak pun akan dapat diungkapkan sehingga anak akan menjadi pribadi yang lebih sehat dan mampu berkembang secara optimal.
Baca Juga
Baca Juga
Selain belajar hal-hal yang menjadi materi utama penampilan, anak juga akan dapat mempelajari hal-hal lain yang tidak kalah penting. Hal-hal lain tersebut antara lain ketrampilan motorik (misal dalam tari dan olah raga), bersosialisasi dan bekerjasama (dalam penampilan yang harus dilakukan lewat kerjasama kelompok),fairness (misalnya dalam olah raga), serta kepercayaan diri saat menampilkan dirinya di depan umum.
Advertisement
Bagi orangtua, mendorong anak untuk dapat tampil ke depan memberikan manfaat tersendiri. Selain akan muncul kebanggaan, orangtua juga akan belajar menjadi pendamping dan motivator pada anak-anaknya. Saat mendampingi dan memotivasi anak, ada kesempatan yang cukup baik untuk memperkuat relasi dan ikatan emosional antara orangtua dengan anak. Hal ini berarti peran orangtua terhadap perkembangan diri anak akan terdukung dengan baik lewat proses ini.
Meskipun demikian, meminta anak tampil di depan umum tidak jarang menimbulkan masalah. Anak tidak mengalami perkembangan diri namun justru mengalami situasi yang menimbulkan tekanan psikologis. Anak merasa bahwa yang dilakukannya hanyalah untuk memberikan kepuasan dan rasa senang bagi orangtua dan orang-orang di sekitar dirinya saja. Hal ini tentu saja juga akan berpengaruh buruk terhadap hubungan antara anak dan orangtua sendiri.
Rambu yang Perlu Diperhatikan
Agar hal-hal seperti ini ada rambu-rambu yang perlu diperhatikan saat meminta anak menampilkan dirinya di depan umum:
1. Sesuaikan dengan minat anak bukan minat orangtua
Jenis aktivitas apa yang hendak dipelajari anak yang pada akhirnya akan diampilkan anak di depan umum sebaiknya memperhatikan minat-minat anak. Orangtua seringkali melakukan intervensi secara berlebihan terhadap apa yang hendak dipilih anak. Memberikan saran dan penggambaran kegiatan tetap dapat dilakukan untuk membantu anak mendapatkan gambaran lengkap mengenai kegiatan yang hendak diikuti dan dipelajari. Akan tetapi, orangtua harus memahami dan menerima bahwa pada akhirnya, anaklah yang berhak menentukan sendiri kegiatan apa yang hendak dilakukannya
2. Disesuaikan dengan bakat anak
Salah satu penyakit dalam pengasuhan adalah membandingkan anak dengan anak lainnya dan kemudian menuntut anak melakukan dan mencapai apa yang dilakukan dan dicapai anak lainnya tanpa melihat apakah anak memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut. Jika anak sebenarnya tidak mampu namun kemudian terus dipaksakan, akibatnya akan buruk pada anak. Dalam memaksa anak, orangtua bahkan sering menggunakan cara-cara yang tergolong berbahaya untuk perkembangan kepribadian anak misalnya dengan merendahkan harga diri anak atau mengancam anak bahwa dia baru dapat “diterima” jika melakukan hal tersebut.
Jenis aktivitas apa yang hendak dipelajari anak yang pada akhirnya akan ditampilkan anak di depan umum sebaiknya memperhatikan bakat-bakat yang dimiliki anak bukan didasarkan pada keinginan orangtua karena melihat “rumput tetangga”. Bakat yang dimiliki anak mungkin saja berbeda dengan harapan orangtua. Bakat yang dimiliki anak bisa saja bukanlah bakat yang tergolong populer di mata masyarakat umum. Tetapi apa pun itu, sejauh bukan kegiatan yang merugikan dirinya dan orang lain, bakat pada diri anak perlu didorong dan diberi ruang untuk berkembang secara optimal lewat berbagai aktivitas yang diikutinya termasuk aktivitas yang pada akhirnya hendak ditampilkan di depan umum.
3. Tidak menggantikan tugas utama anak
Anak memiliki tugas-tugas pokok yang harus dilakukan dalam usia perkembangannya. Selain tugas mengembangkan aspek kognitif, tugas lainnya adalah mengembangkan ketrampilan hidup bersama orang lain. Aktivitas yang dipelajari anak untuk ditampilkan di depan umum serta aktivitas tampil nak itu sendiri sebaiknya tidak menghilangkan waktu untuk mengerjakan tugas-tugas pokok tersebut. Beberapa orangtua begitu menikmati kepuasan dan kebanggaan melihat anak-anaknya tampil di depan umum sehingga mengabaikan kepentingan anak untuk menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Jika ini terjadi, anak sebenarnya hanyalah alat yang digunakan untuk memuaskan keinginan orangtua akan pengakuan, kebanggaan, dan popularitas diri.
Y. Heri Widodo, M.Psi., Psikolog
Dosen Universitas Sanata Dharma dan Pemilik Taman Penitipan Anak Kerang Mutiara Yogyakarta
Advertisement