Kesurupan: Gangguan Jiwa atau Kerasukan Setan?

Kesurupan dipercayai sebagai suatu kondisi dimana jiwa seseorang dipengaruhi oleh setan, hantu atau makhluk halus.

oleh Muhammad Sufyan diperbarui 06 Apr 2016, 12:30 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2016, 12:30 WIB
20160319-Festival-Sihir-Tato-Thailand-Reuters
Sejumlah warga dalam keadaan kesurupan mengikuti Festival Tato Sihir di Wat Bang Phra, Bangkok, Thailand (19/3). Mereka percaya tato memiliki kekuatan mistis, menangkal nasib buruk dan melindungi mereka dari bahaya. (REUTERS/Chaiwat Subprasom)

Liputan6.com, Jakarta Kesurupan dipercayai sebagai suatu kondisi dimana jiwa seseorang dipengaruhi oleh setan, hantu atau makhluk halus. Fenomena kesurupan sendiri bukan hal yang asing bagi rakyat Indonesia.

Seolah menjadi legenda, kesurupan selalu dikaitkan dengan kerasukan setan atau penguasaan raga seseorang oleh makhluk astral. Padahal anggapan tersebut tak sepenuhnya benar. Bahkan kesurupan sendiri bisa dijelaskan secara medis dan ilmiah, seperti yang dilansir dari Medchrome, Rabu (6/3/2016):

Mitos 1: Kesurupan disebabkan oleh makhluk halus atau setan

Anggapan ini dipatahkan dengan fakta bahwa orang yang kesurupan diketahui mengalami gangguan psikologis pada dirinya. Gangguan ini menyebabkan mereka seolah tak bisa mengontrol diri sendiri dan kerap berbuat aneh.

Mitos 2: Orang kesurupan sulit dikendalikan sebab dikuasi oleh setan

Hal ini dalam dunia medis disebut sebagai Skizofrenia. Orang dengan skizofrenia diketahui sering secara tak sadar berteriak, memaki, dan bahkan tak mampu mengontrol perilakunya. Ini semua diakibatkan oleh gangguan kejiwaan yang mereka alami.

Mitos 3: Orang kesurupan karena tidak taat beribadah

Alih-alih kerasukan setan akibat kurang beribadah, kesurupan sebenarnya lebih pada gangguan psikosis. Gangguan ini erat kaitannya dengan delusi, halusinasi, katatonik, mental breakdown dan beberapa masalah kejiwaan yang mempengaruhi perilaku dan ucapan penderitanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya