5 Emosi yang Menyebabkan Masalah Finansial

Jika emosi jadi di luar kendali, kemungkinan akan membahayakan kesehatan finansial Anda.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 13 Apr 2016, 18:30 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2016, 18:30 WIB
7 Faktor Pengganggu Kesehatan Mental Seorang Karyawan
Bila selama bekerja Anda kerap merasa stres, berisiko mengalami penyakit mental seperti depresi dan cemas berlebihan.

Liputan6.com, Jakarta Emosi bila diatasi dengan cara yang sehat tak akan menyebabkan efek negatif. Namun jika emosi jadi di luar kendali, kemungkinan akan membahayakan kesehatan finansial Anda.

Berikut enam emosi yang berisiko membahayakan kantong Anda, dilansir dari laman Cheatsheet, Rabu (13/4/2016).

1. Rasa bersalah

Apakah anggota keluarga Anda terus-menerus meminjam uang? Bila Anda kerap memberikan pinjaman karena dilandasi perasaan tak enak atau merasa bersalah, Anda perlu menghentikan kebiasaan ini. Jangan meminjamkan uang pada teman atau keluarga kecuali Anda memiliki alasan yang kuat dan memang ingin memberikan pinjaman.

Meskipun mereka pernah membantu Anda, Anda tak memiliki kewajiban untuk selalu memberikan pinjaman secara cuma-cuma. Anda berhak mengatur keuangan dan hidup Anda, karena kemungkinan besar uang yang Anda pinjamkan tak akan kembali.

Sebuah penelitian dalam Journal of Economic Psychology menemukan banyak peminjam yang menganggap pinjaman tersebut sebagai hadiah. Jika pun dikembalikan, bisa jadi jumlahnya kurang. Studi tersebut menemukan, para peminjam uang cenderung menganggap mereka telah mengembalikan lebih banyak dari yang seharusnya. Selain itu para peminjam juga tak menyadari perasaan tak enak yang dialami orang yang meminjamkan uang bila pinjaman dikembalikan dalam jumlah yang kurang. 

2. Kemarahan

Rasa marah bisa memengaruhi Anda dari berpikir jernih dan membuat keputusan finansial yang buruk. Berhutang bisa menimbulkan kemarahan. Bila Anda menyimpan kesal berkepanjangan karena hutang, Anda bisa mengambil langkah yang keliru untuk kembali ke track yang benar dengan finansial Anda.

"Berhutang bisa menyebabkan kita sangat stres dan marah adalah salah satu cara kita menerima situasi itu. Jika kita seringkali menyesali hutang dan kesulitan untuk membayarnya, rasa sesal ini jadi semakin nyata karena kita menyadari perlu adanya pengorbanan finansial untuk membalikkan keadaan," kata blogger finansial pribadi, Hayley, yang juga founder Disease Called Debt.

3. Kesedihan

Jika Anda tengah merasa sedih kemungkinan besar Anda menghabiskan banyak uang untuk kembali merasa bahagia. Langkah ini mungkin akan membuat Anda merasa lebih baik, namun hanya bersifat sementara dan menyebabkan dampak jangka panjang pada finansial Anda.

Bila Anda mengalami hari yang buruk di kantor atau mendapat kabar buruk, hindari pergi ke mal. Penulis John Olsen mengatakan, usaha untuk mencari kebahagiaan menyebabkan konsumen cenderung menghamburkan banyak uang karena merasa emosional.

4. Ketakutan

Rasa takut tak hanya menghambat hidup Anda melainkan juga masalah dalam mengatur masalah finansial Anda. Misalnya, rasa takut bisa menyebabkan Anda malu berinvestasi dalam saham dan lebih memilih mengeluarkan uang untuk hal-hal sepele seperti ikat rambut atau CD.

5. Kecemburuan

Berusaha mengikuti gaya hidup teman dan tetangga memang bisa membuat mereka terkesan, tapi tak menjamin rekening bank Anda sehat.

Bersandar pada kartu kredit juga bukan pilihan bijak karena langkah ini akan membuat Anda semakin jatuh ke dalam jurang hutang yang lebih dalam.

Jadi, bila teman Anda hanya peduli pada seberapa keren penampilan Anda atau mobil apa yang Anda kendarai, ada baiknya meninjau pertemanan Anda dan mencari teman lain yang lebih memberi dampak positif.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya