Penyebab Kehadiran Penyakit Infeksi Emerging

Penyakit infeksi emerging adalah penyakit infeksi yang memang ada yang menjadi masalah jumlahnya meningkat dan perlu diwaspadai.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 11 Mei 2016, 14:00 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2016, 14:00 WIB
Warga Binaan Melakukan Pemeriksaan Tuberkulosis di LP Cipinang
Warga binaan yang terkena penyakit Tuberkulosis bersiap diperiksa di Balai Pengobatan Lapas Cipinang, Jakarta, (24/2/2015). Catatan WHO, kasus TB di lembaga pemasyarakatan di Indonesia, 11 hingga 81 kali dari populasi umum. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Penyakit infeksi emerging adalah penyakit infeksi yang memang ada yang menjadi masalah jumlahnya meningkat dan perlu diwaspadai. Di Indonesia sendiri malaria dan demam berdarah dengue masuk dalam kategori ini.

Menurut laporan Kementerian Kesehatan RI dari Ditjen PP dan PL 2015, angka peningkatan kasus dan kematian dengue meningkat dalam tiga tahun terakhir. Lalu untuk malaria masih menjadi masalah dunia dan Indonesia sendiri masuk salah satu negara yang masih terjadi transmisi malaria.

Selain itu, ada juga penyakit infeksi re-emerging atau penyakit yang dulu tidak bermasalah namun kini jumlah penyakitnya meningkat. Salah satunya tuberkulosis atau TB. Sempat turun peringkat keempat, namun di 2015 Indonesia naik tingkat menjadi negara kedua di dunia dengan penderita TB terbanyak di dunia.

"TB, ini penyakit memang sudah ada tapi sekarang banyak obat yang jadi resisten (saat dikonsumsi pasien)," tutur Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Rita Rogayah pada acara Symposium Preventing Emerging Infection Disease di Jakarta, Rabu (11/5/2016).

Selain itu kini ada juga penyakit new-emerging disease atau penyakit emerging yang sebelumnya belum per ada sebelumya seperti flu burung, MERS CoV, Ebola, dan Zika.

Lalu, mengapa permasalah penyakit infeksi emerging terus muncul setiap tahunnya?

"Ada banyak faktor mulai dari perubahan demografis penduduk, urbanisasi, traveling secara global, perubahan perilaku manusia, manipulasi biomedik," tutur dokter Rita.

Selain itu global warming dan perubahan iklim juga berpengaruh menyebabkan perubahan penyebaran agen dan vektor secara geografis.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya