Canho, Pianis Cilik Asal Ende Ini Kemampuannya Melebihi Sang Guru

Kemampuan Canho bermain piano bahkan sudah jauh melebihi kemampuan sang ayah yang juga guru pianonya.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 16 Mei 2016, 19:05 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2016, 19:05 WIB
Pianis cilik
Sejak usianya tujuh tahun, pianis cilik ini sudah mulai serius dalam bermain piano.

Liputan6.com, Ende - Banyak bakat luar biasa pada anak-anak Indonesia, salah satunya kemampuan apik bermain piano pada bocah 11 tahun asal Ende, Nusa Tenggara Timur yang akrab disapa Canho. Kemampuannya memainkan tuts piano tak diragukan lagi. Buktinya ia terpilih mewakili Indonesia pada festival musik "World Champhionship of Performing Arts" (WCOPA) di California, Amerika Serikat Juli mendatang.

Not-not sulit dari komposer dunia sudah berhasil ditaklukkan bocah bernama asli Yohanes de Capsetrano Jambru Pasirua. Sebut saja "Turkis March" dari Mozart, "Ballade Pour Adeline" dari Oliver Thousaint, hingga "Maple Leaf Rag" dari Scott Joplin. Paling tidak kini ia sudah mampu memainkan lebih dari 30 lagu piano klasik.

Saat di Amerika Serikat nanti, ia akan melawan anak-anak dengan kemampuan bermusik hebat lainnya dari 54 negara, seperti Amerika Serikat, negara-negara Amerika Utara, Hong Kong, hingga Jepang.

Kemampuan Canho dalam bermusik mulai terlihat sejak ia berusia tiga tahun. Sang ayah, Kristoforus Jambru, menceritakan saat Canho kecil sudah mulai mencoba menyentuh piano milik Kris. Ia mulai menekan-nekan tuts yang berwarna hitam putih itu. 

Kris pun mencoba mengajarkan piano pada anak pertamanya ini. Tak seperti anak lain yang mudah bosan, Canho kecil terlihat asyik memainkan piano setiap hari. Saat usianya menginjak lima tahun, Kris yang memiliki kursus musik tak jauh dari rumah mereka di Ende, mengajari piano berdasarkan kurikulum musik Amerika Serikat.

"Saat ia masih tiga tahun dia memiliki rasa tertarik terhadap musik. Saat itu ia hanya bermain piano dengan santai. Namun saat sudah berusia lima tahun lagu-lagu yang diajari itu dari lagu dasar buku latihan piano, lagunya dalam kurikulum Amerika," tutur Kris saat dihubungi Health-Liputan6.com, Minggu (15/5/2016).

Sejak usianya tujuh tahun, Canho sudah mulai serius dalam bermain piano. Ia mulai belajar memainkan lagu-lagu milik Mozart. Kris pada saat itu mencoba untuk memberi tugas pada Canho menaklukkan lagu dua tingkat di atasnya. Siapa sangka, dalam kurun waktu 1,5 bulan ia bisa.

"Awalnya saya tidak berpikir ia mampu (bermain piano) sejauh sekarang. Ketika ia tujuh tahun saya coba kasih lagu dua tingkat lebih sulit. Ternyata ia bisa selesaikan. Saya beri lagu berikut yang lebih sulit, dia mampu. Ia malah senang mendapatkannya," tutur pria yang juga bekerja sebagai PNS di Ende ini.

Sejak saat itu, Canho berlatih lagu baru setiap 1,5 bulan. Ketika sudah berhasil ditaklukkan, ia akan mendapat lagu baru lagi.

Konser Tunggal di Usia 8,5 Tahun

Kris tak menyangka, putranya mampu menaklukkan lagu-lagu berat di usia begitu muda. Ia meyakini ada bakat yang dimiliki Canho. Perpaduan bakat dan ketekunan jadi kunci kemampuan bermain piano putranya.

"Pertama, itu bakat besar ditunjang dengan ketekunan yang besar dalam berlatih. Ia bisa mengatasi kesulitan atau kerumitan nada-nada klasik. Nada yang rumit itu hanya bisa (ditaklukkan) dengan bakat dan ketekunan. Dan itu ia tunjukkan," tutur Kris.

Demi mengasah kemampuan Canho, Kris pun mengajak putranya ini melakukan konser. Di usia 8,5 tahun ia sudah melakukan konser tunggal.

"Kami mengajaknya untuk melakukan konser, iya konser tunggal. Dilakukan beberapa kali. Ajang konser dari kota ke kota di sekitar Ende dan Flores," tutur pria lulusan Institut Seni Indonesia Yogyakarta ini.

Untuk makin mengasah kemampuan Canho memainkan piano, Kris mencari ajang-ajang lomba. Hingga akhirnya ada informasi mengenai babak kualifikasi "World Champhionship of Performing Arts" untuk mewakili Indonesia. Ternyata Canho berhasil dipilih mewakili Indonesia dalam ajang lomba internasional ini.

Bocah yang kini duduk di kelas 5 SD Katolik Santa Ursula Ende ini memang pantas mewakili Indonesia di ajang bergengsi ini. Kini sudah lebih dari 30 lagu piano klasik dengan masing-masing lagu berdurasi 12 menit berhasil ia taklukkan.

Bahkan, sang ayah yang juga guru pianonya mengakui kemampuan Canho kini melebihi dirinya.

"Kemampuan Canho sudah jauh melebihi saya, dia mampu memainkan lagu-lagu yang tidak bisa saya mainkan. Makanya saya bilang ia ajaib, karena lagu-lagu yang saya berikan mampu ia taklukkan di luar kemampuan anak seusianya," papar Kris.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya