Mensos: Ramadan Banyak Gelandangan Palsu

Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri menjadi waktu yang ditunggu-tunggu bukan saja oleh umat Muslim, tapi juga oleh para pengemis.

oleh Meiristica Nurul diperbarui 16 Jun 2016, 15:00 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2016, 15:00 WIB
Thailand Larang Pengemis di Jalanan dan Pengamen Wajib Berizin
Thailand Larang Pengemis di Jalanan dan Pengamen Wajib Berizin. Pengemis di Bangkok (AFP)

Liputan6.com, Jakarta Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri menjadi waktu yang ditunggu-tunggu bukan saja oleh umat Muslim, tapi juga oleh para pengemis. Mereka akan berbondong-bondong datang ke kota-kota besar di Indonesia.

"Setiap bulan Ramadan pengemis masih menjadi masalah klasik yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia," ungkap Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, seperti dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Kamis (16/6/2016).

Diakui Khofifah, di momen khusus ini banyak orang yang menjadi pengemis dadakan. Mereka memanfaatkan perayaan agama sebagai ladang pekerjaan yang menjanjikan. Padahal, mereka sebenarnya cukup mampu, bahkan memiliki mobil, dan kartu kredit.

Seperti yang dilakukan Arif Komady yang sempat diamankan petugas Satpol PP di kawasan Sampit, Kalimantan Tengah. Rupanya, mengemis bukan pekerjaan utamanya. Setelah dilakukan penyisiran diketahui pria ini punya mobil, dan kartu kredit.

"Patut disayangkan masih adanya pengemis palsu. Gelandangan, dan pengemis termasuk salah satu Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)," lanjut Khofifah.

Hal ini harus menjadi perhatian khusus, pemerintah dan juga pemuka agama. Ditambahkan Khofifah, perlu adanya sosialisasi, dan pendidikan agama untuk semua umat.

"Untuk memberantas pengemis, dan gelandangan semua perlu gandengan tangan dari semua pihak, termasuk pemuka agama," tandas Khofifah Indar Parawansa.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya