Liputan6.com, Jakarta Aa Gym tengah berbaring sakit di kediamannya di Bandung lantaran kekurangan oksigen, tekanan darah rendah, serta suhu badan mencapai 33 derajat celsius. Gejala yang diungkapkan dai kondang seperti ditayangkan dalam sebuah video di Facebook itu mengarah pada penyakit paru-paru.
Di Indonesia, penyakit paru-paru  menjadi masalah besar bagi sebagian besar kalangan terutama mereka yang tinggal di kota-kota besar penuh polusi dan kota-kota industri.
Baca Juga
Ambil contoh misalnya, kasus penyakit TB (tuberkulosis), Kemenkes menyebutkan setiap tahunnya 170.000 kasus baru ditemukan. Ada lebih dari 30 jenis penyakit paru-paru di antaranya TBC, asma, fibrosis kistik, penyakit paru obstruktif kronik, kanker paru-paru, dan pneumonia.
Advertisement
Beragam persoalan penyakit paru-paru disebabkan oleh banyak polutan atau bahan-bahan penyebab polusi udara. Berikut langkah-langkah tertentu yang dapat dilakukan para untuk mencegah penyakit tersebut.
1. Tetap aktif
Berjalan, berenang, atau hanya menjalani hidup aktif membantu Anda menjaga paru-paru tetap sehat. Menurut Dr John Harvey, konsultan pernapasan di Rumah Sakit Southmead, Bristol, pari-paru kita adalah organ besar-yang ketika tersebar akan sebesar lapangan tenis. Ketika aktif, kita melakukan peregangan paru-paru.
Tidak menggunakan seluruh paru-paru akan meninggalkan lobus bawah terbuka sehingga infeksi kantong udara. Sehingga memungkinkan kuman atau bakteri berkembang biak karena hangat dan lembab. Itu yang dapat menyebabkan pneumonia.
Memperkuat otot-otot di sekitar tulang rusuk, dan diafragma membantu ventilasi paru-paru dengan menarik terbuka bagian dada, dan menghisap oksigen. Itu membantu menjaga otot-otot paru-paru kencang, dan sehat.
Para ahli kesehatan merekomendasikan agar berolahraga minimal tiga kali seminggu selama 30 menit setiap sesi. Jalan cepat atau berenang bisa menjadi pilihan. Anda sedikit terengah-engah tapi masih bisa bicara. makan banyak buah, dan sayuran.
2. Bernapas dalam-dalam
Menjaga paru-paru Anda agar kuat, dan sehat dengan bernapas dalam-dalam. Paru-paru kita dibagi menjadi beberapa bagian yang disebut lobus. Paru kanan memiliki tiga lobus, paru kiri ada dua.
Ketika bernapas terlalu cepat-karena kebanyakan orang yang menjalani gaya hidup sibuk melakukannya-lobus atas dan tengah paru digunakan semua.
Saat bernapas tidak menggunakan diafragma otot lembar yang terletak di bawah rongga dada membantu memompa udara masuk, dan keluar dari paru-paru.
Napas dengan cepat juga mengurangi suplai oksigen ke otak, dan menyebabkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah tinggi, ketegangan, dan kecemasan.
3. Pastikan tempat kerja aman
Dalam acara di Inggris diungkapkan angka penyakit paru-paru dari tempat kerja meningkat empat kali selama 10 tahun terakhir. Dr John Harvey, mengklaim ini disebabkan oleh kenaikan racun dan agen sensitisasi-bahan kimia atau protein dari saluran udara menjadi rentan terhadap penyakit seperti TBC dan asma.
Tren ini terlihat terutama di industri manufaktur, elektronik, perhiasan, dan peternakan di mana berbagai bahan dapat memicu asma di usia dewasa. Jika Anda mengalami batuk lebih sering di tempat kerja, buat catatan kapan, dan dimana serangan berlangsung hubungi manajer kesehatan lingkungan.
4. Waspadai gejala sekitar periode Anda
Beberapa wanita yang memiliki asma ringan, dapat mengalami gejala lebih buruk sebelum periode mereka. Hal ini karena sepertiga dari hormon kita seperti progesteron dapat memicu peradangan dari saluran udara di tabung bronkial.
Dokter pernapasan menyarankan catat dalam buku gejala dan bekerjanya kala itu. Periksalah ke dokter agar dapat mengontrolnya, dan tidak menambah buruk.
5. Jangan merokok
Bukti menunjukan ada 10 kali lipat peningkatan risiko mengembangkan kanker paru-paru jika Anda merokok. Anda mungkin meninggal 10-15 tahun lebih muda karena sakit paru-paru.
Asap rokok merangsang peradangan alveoli-sekitar 30 juta kantung udara kecil mengarah dari tabung bronchiole yang menghubungkan udara ke paru-paru. Itu membuat Anda sulit bernapas.
Merokok juga meningkatkan lendir di paru-paru, bakteri suka hidup di lendir. Tidak seperti kanker payudara di mana skrining dapat mendeteksi tanda-tanda awal penyakit tersebut.
Pada kanker paru-paru saat terdeteksi, sering terlambat. Harapan hidup korban kurang dari satu tahun.
Â