Liputan6.com, Jakarta Kematian akibat serangan jantung mendadak menimpa para pria sebelum mereka berumur 70 tahun. Dari studi yang dipublikasikan ke dalam Journal of American Heart Association (JAHA), peneliti dari Northwestern University Feinberg School of Medicine, menemukan, kondisi semacam ini tengah menghantui satu dari sembilan pria dan satu dari 30 orang perempuan di Inggris.
"Seharusnya pemerintah mengibarkan bendera merah," kata salah seorang peneliti Dr Donald Llyod-Jones dikutip dari Daily Mail, Kamis (30/6/2016).
Melihat kenyataan ini, Donald menyarankan pria dan perempuan muda untuk rutin melakukan skrining agar terhindar dari risiko serangan jantung mendadak. Dan memang, semuanya kini telah bergeser. Jika semula kolonoskopi banyak dilakukan individu berusia 50 tahun, dalam beberapa tahun terakhir yang melakukan hal tersebut justru orang-orang berusia muda.
Bukan apa-apa, gaya hidup yang semakin buruk, tekanan darah dan kolesterol kaum muda yang semakin tidak benar membuat mereka rentan sekali mengidap diabetes dan berisiko mengalami kematian akibat serangan jantung mendadak.
Donald dan tim juga menemukan, kematian akibat serangan jantung mendadak lebih besar pada pria daripada perempuan, terutama pada mereka yang memiliki tekanan darah tinggi dan gejala penyakit kardiovaskular lainnya.
Donald mengatakan, risiko kematian akibat serangan jantung mendadak lebih besar pada pria dengan total risiko secara keseluruhan mencapai 10,9 persen di antara pria berumur 45 tahun.
Baca Juga
**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.Â
Advertisement
Â