Chris King, Orang Inggris Pertama Jalani Dua Tranplantasi Tangan

Ia menjadi orang pertama di Inggris yang telah menjalani transplatasi pada kedua tangannya di UK's specialist centre for the operation.

oleh Tassa Marita Fitradayanti diperbarui 23 Jul 2016, 19:00 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2016, 19:00 WIB
transplatasi tangan
transplatasi tangan

Liputan6.com, Jakarta Chris King (57), dari Rossington, South Yorkshire, kehilangan kedua tangannya kecuali jempolnya dalam kecelakaan yang melibatkan sebuah mesin penekan logam di tempat kerjanya, tiga tahun lalu, seperti dilansir dari Dailymail, Sabtu (23/7/2016).

Saat ini, ia menjadi orang pertama di Inggris yang telah menjalani transplantasi pada kedua tangannya di UK's specialist centre for the operation. Ia tidak sabar untuk menggenggam segelas bir dan mengancing baju lagi.

“Saya tidak bisa berharap untuk sesuatu yang lebih baik. Hal ini lebih menyenangkan daripada menang lotere, saya merasa utuh lagi,” ujar King.

Detail tepatnya kapan operasi tersebut dilakukan belum dirlis, karena untuk mengurangi risiko pendonor yang sedang diidentifikasi. Namun, walaupun sudah lewat 10 hari, belum ada rilis mengenai rincian dari nama pendonor.

King mengatakan bahwa operasi tersebut sukses, karena saat ini ia sudah mulai bisa menggerakkan tangannya. “Ini benar-benar luar biasa!” ujarnya. Ia pun sudah tidak sabar untuk membuka perbannya.

“Ini tanganku, benar-benar tanganku. Aku merasakan darahku mengalir melewatiya,” ungkapnya mengenai transplantasi tangan yang berjalan sukses.

Sebelumnya, selama tiga tahun ia habiskan untuk membiasakan diri menjalani kehidupannya dan keluar dari pekerjaannya. Namun setelah menjalani operasi, hal ini benar-benar membuka memori nya, karena ia sudah lupa bagaimana tangannya terlihat dulu.

“Saya sampai tidak mengingat bagaimana tangan saya dulu, karena sebagian dari otak saya menjadi mati.”

Saat ini King telah kembali bekerja di Eaton Lighting di Doncaster, tempat kecelakaan itu terjadi. Walaupun ia ingat dengan sempurna cobaan tersebut, namun ia tidak merasa sakit dan tidak trauma.

Namun ia masih memiliki masalah sedikit jika kembali ke departemen di mana mesin yang membuatnya celaka tersebut berada.

“Hal ini kadang-kadang tidak berarti apa-apa bagi saya, namun di lain waktu ketika saya masuk, saya merasa harus keluar cepat karena ada suara-suara tertentu. Tapi saya berpikir bahwa hal-hal akan berbeda dengan dulu, aku bisa berjalan ke sana dan berhenti sebentar,” katanya.

King sangat memuji Profesor Kay dan timnya di UK's Centre for Hand Transplants atas hasil kerja keras mereka dalam mentransplantasi kedua tangannya. Namun ketika ditanya mengenai pendonor yang membantunya, ia menangis dan menjadi emosional.

“Ini luar biasa, rasanya seperti ada seseorang yang memeluk lengan Anda dan berkata ‘Anda akan baik-baik saja’. Saya sangat berterima kasih,” ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya