Liputan6.com, Jakarta Untuk pertama kalinya, bayi mikrosefali pertama terkait Zika lahir di Spanyol. Sang ibu yang tidak diketahui namanya tersebut diduga terinfeksi Zika saat bepergian ke Kolombia pada Mei lalu.
Pada media setempat, wanita itu mengatakan, kelainan telah terlihat sejak usia kehamilan 20 minggu. Namun dia memutuskan untuk tetap melahirkan bayinya, ujar juru bicara otoritas kesehatan daerah Catalonia kepada Reuters.
"Kasus ini dianggap pertama di Eropa," tulis Departemen Kesehatan Spanyol. Pada Mei, pemerintah Spanyol mengatakan telah mengidentifikasi 105 orang yang terinfeksi Zika, 13 dari mereka wanita hamil.
Advertisement
Diperkirakan, 80 persen orang yang terinfeksi Zika tidak memiliki gejala sehingga sulit bagi wanita hamil untuk mengetahui apakah mereka telah terinfeksi.
Dosen senior di bidang Kedokteran Mikrobiologi di University of Westminster, Dr Ed Wright, sebelumnya mengatakan, tidak ada bukti yang cukup untuk secara definitif menghubungkan virus dengan mikrosefali.Â
"Perlu cermat untuk mengidentifikasi apakah mikrosefali berhubungan dengan zika. Pengumpulan data epidemiologis dan klinis yang akurat, tepercaya selama beberapa minggu mendatang akan memberikan jawaban yang kita butuhkan sehingga pada kelompok risiko dapat diberikan saran dan dukungan yang tepat," katanya, seperti dikutip Dailymail, Selasa (26/7/2016).
Â
Â