Liputan6.com, Jakarta Kasus cupang yang berujung petaka tak hanya dialami oleh remaja lelaki asal Meksiko baru-baru ini. Seorang wanita Maori asal New Zealand juga pernah mengalami kejadian tak enak terkait cupang pada 2011 silam.
Wanita 44 tahun itu dibawa ke Middlemore Hospital di Auckland, New Zealand dalam kondisi lengan kirinya lumpuh. Para dokter sempat kebingungan dengan gejala yang dialami wanita tersebut hingga mereka menyadari ada gumpalan pada arteri bagian kanan lehernya yang juga meninggalkan memar bekas cupangan.
"Karena semula itu adalah cupang, tentunya melibatkan banyak isapan. Karena trauma fisik itu timbul semacam memar di dalam pembuluh darah yang menyebabkan penggumpalan (darah)," demikian jelas Dr Teddy Wu yang menangani pasien.
Advertisement
Laman NBCNews menulis, bekas cupang tersebut menutupi sebuah pembuluh darah, dan proses mengisap saat mencupang menyebabkan memar di bagian dalam pembuluh darah dan penggumpalan. Gumpalan tersebut kemudian mengalir ke dalam jantung sang wanita dan memicu stroke ringan.
Dokter kemudian menangani wanita itu dengan memberinya antikoagulan. Gumpalan yang menyumbat aliran darah wanita tersebut hampir menghilang sepenuhnya dalam seminggu.
Melansir laman ABCNews, Selasa (30/8/2016) tampaknya ini kasus cupang yang berujung stroke pertama yang didokumentasikan. Tapi sebetulnya secara umum terluka karena terlalu semangat saat bercinta adalah hal biasa, demikian menurut dokter.
Sebuah studi yang dilakukan di Inggris pada 2010 menemukan, sepertiga dari warga Inggris dikabarkan mengalami cedera seks--seringkali melibatkan perilaku seks yang tidak lazim--misalnya melakukannya di tangga, di meja dapur, atau di kloset.
Tak hanya warga Inggris, orang Amerika pun kerap mengalami cedera fisik terkait seks--entah itu berupa otot yang tertarik, penis patah, atau serangan jantung akibat aktivitas bercinta yang terlalu menggebu--demikin jelas para dokter ER.
Salah satu cedera yang sering dilaporkan terkait aktivitas seks adalah penis patah. Beragam keluhan cedera akibat aktivitas seks yang muncul membuat para dokter maupun peneliti mengingatkan keamanan saat bercinta.
"Jika apa yang Anda lakukan menimbulkan ketidaknyamanan, sebaiknya jangan diteruskan," ujar Dr Mache Seibel, profesor Obstetri dan Ginekologi di University of Massachusetts Medical School.
"Hanya karena suatu hal disebut-sebut terasa menyenangkan, bukan berarti hal itu cocok untuk Anda," lanjutnya.
Selain itu, bila Anda merasakan ada hal yang tidak biasa, seperti misalnya nyeri yang muncul mendadak, tidak jelas asalnya, sebaiknya segera cari bantuan. "Anda tak perlu malu. Para petugas di Unit Gawat Darurat sudah biasa menangani berbagai keluhan. Jadi lebih baik segera ke rumah sakit ketimbang berisiko cedera permanen atau membahayakan nyawa Anda," ujar Dr Slovis.