Liputan6.com, Jakarta Seperti yang telah dilontarkan oleh sejumlah peneliti dari seluruh penjuru dunia, keseringan seks bagi pria yang sudah tua, membuat mereka sangat rentan akan penyakit yang berkaitan dengan kardiovaskular, khususnya jantung.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Health and Social Behavior, menganalisa sebanyak 2.204 pria dengan kisaran umur antara 57 hingga 85 tahun. Para pria tersebut kemudian diwawancarai lagi lima tahun kemudian, guna mengetahui dampak keseringan seks pada kesehatan mereka.
Baca Juga
Tim peneliti menemukan, bahwa pria yang kerap melakukan seks setiap minggunya terbukti mengalami penyakit jantung 5 tahun kemudian.
Advertisement
“Pria lansia menyatakan bahwa seks dengan pasangannya sangat menyenangkan dan memuaskan lantas melakukannya sering dalam kurun waktu 5 tahun, memiliki risiko lebih tinggi alami masalah kardiovaskular, dibandingkan dengan pria yang tidak merasa begitu,” kata pemimpin penelitian tersebut sekaligus profesor di Michigan State University, Hui Lui.
Namun berbeda dengan wanita, mereka tidak mengalami peningkatan masalah kesehatan jantung akibat aktivitas seksual yang tergolong sering.
Bahkan, wanita yang dilaporkan merasa sangat puas dengan kehidupan seksnya, memiliki risiko lebih rendah mengalami tekanan darah tinggi di kemudian hari, dibandingkan dengan wanita yang tidak merasakan tingkat kepuasan yang sama.
Namun mengapa hanya pria yang memiliki risiko lebih tinggi untuk masalah kesehatan jantung?
Penelitian menyatakan bahwa secara keseluruhan, pria yang lebih tua cenderung memiliki komplikasi seksual yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pria yang lebih muda.
“Tenaga untuk mencapai orgasme, bisa menyebabkan jantung menjadi stres. Ada juga kemungkinan bahwa obat kuat yang diminum pria tua untuk meningkatkan kinerja seksualnya, mungkin juga bisa berkontribusi. Namun kami tidak melihat hubungan ini dalam penelitian,” ujar Liu.
Tetapi sebelum pria tua menyerah untuk tidak melakukan hubungan seks yang sehat, Liu menyarankan agar mereka rutin untuk melakukan percakapan dengan dokternya, mengenai kesehatan dan seksualitas mereka.