45 Menit Tersedak Roti, Bocah Ini Alami Kerusakan Otak Permanen

Anak tersedak bukanlah kondisi yang bisa diremehkan dan harus segera diatasi karena setiap menit sangat berarti.

oleh Adanti Pradita diperbarui 20 Okt 2016, 16:00 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2016, 16:00 WIB
Tersedak
Perhatian para orangtua, anak tersedak bukanlah kondisi yang bisa diremehkan dan harus segera diatasi karena setiap menit sangat berarti.

Liputan6.com, Somerset- Nasib malang seorang bocah berusia tiga tahun di Inggris bernama Dylan Woodley kini hangat diperbincangkan masyarakat seantero dunia.

Tentunya rasa prihatin dan tidak tega dirasakan oleh semua orang, khususnya para orangtua setelah mendengar kasus bahwa Dylan mengalami kerusakan fatal pada otaknya akibat tersedak saat makan sandwich atau roti isi.

Menurut informasi yang diberikan oleh Daily Mail, Kamis (20/10/2016), Dylan yang lahir dan berdomisili di kabupaten Somerset, barat-daya Inggris bersama keluarganya ini diketahui tersedak selama kurang lebih 45 menit.

Fakta tersebut membuktikan bahwa selama kurun waktu yang cukup lama itu, Dylan kekurangan oksigen atau tidak mendapatkan akses untuk dihirupnya dalam kadar normal.

Sang ibunda, Ally Wheatley, menceritakan bahwa dirinya telah berupaya semaksimal mungkin menepuk bagian punggung Dylan, dan melakukan CPR atau bantuan pernapasan saat si buah hati terkena serangan jantung akibat potongan sandwich yang terjebak di tenggorokannya selama hampir sejam itu.

Cobaan berat

Ia sangat bersyukur akan keselamatan jiwa Dylan setelah melalui pengalaman tak terduga. Meski nyawanya terselamatkan, para dokter yang memeriksanya di salah satu rumah sakit di Somerset menyatakan secara resmi bahwa Dylan mengalami kerusakan fatal di setiap bagian otaknya.

Kerusakan tersebut tentunya memberikan dampak-dampak yang tidak diinginkan untuk Dylan seperti kesulitan berbicara dan berjalan.

Menurut mereka, penyebab utama kerusakan fatal pada otak Dylan adalah minimnya kadar oksigen yang masuk ke dalam otak dalam waktu yang tergolong sangat lama. Ini tentunya mengubah banyak hal dan mekanisme dalam tubuh.

Para dokter mengatakan kemungkinan besar Dylan menderita dalam jangka waktu lama, namun mereka tetap berpikir positif bahwa dengan terapi secara rutin, Dylan bisa kembali normal seperti bocah lainnya.

Ibunda tercinta juga tidak mau larut dalam pikiran negatif, apalagi si buah hati dikabarkan sudah mulai bisa tersenyum dan terlihat tetap optimis berjuang setiap harinya agar kondisi pulih secara total.

"Sulit rasanya menerima apa yang telah menimpa Dylan. Tapi senyuman dan semangatnya untuk berjuang melawan kondisi ini setiap harinya membuat saya jadi lebih termotivasi untuk kuat, seperti dirinya," kata Ally sambil mengusap air mata.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya