Liputan6.com, Jakarta Telur ayam memang tinggi kolesterol, tapi efeknya pada kolesterol darah sebenarnya minim jika dibandingkan dengan efek dari lemak trans dan lemak jenuh.
Risiko penyakit jantung akibat telur lebih erat kaitannya dengan makanan-makanan yang menyertainya, seperti bacon, sosis, daging babi, serta lemak trans yang digunakan untuk menggoreng telur.
Baca Juga
Kebanyakan orang sehat bisa mengonsumsi telur hingga tujuh butir dalam seminggu, tanpa peningkatan risiko penyakit jantung. Bahkan beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi telur bisa mencegah beberapa jenis stroke.
Advertisement
Akan tetapi, bagi penderita diabetes, mengonsumsi tujuh telur dalam seminggu secara signifikan meningkatkan risiko penyakit jantung, seperti dilansir dari Mayoclinic, Selasa (11/10/2016).
Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat, satu butir telur besar mengandung sekitar 186 miligram kolesterol, yang semuanya ditemukan dalam kuning telur. Jadi, ketika memutuskan apakah Anda akan menyertakan telur dalam makanan, coba pertimbangkan batasan harian kolesterol di dalam makanan Anda seperti yang direkomendasikan:
a. Jika Anda sehat, konsumsi kolesterol tidak lebih dari 300 mg kolesterol per hari,
b. Jika memiliki diabetes, kolesterol tinggi, atau penyakit jantung, batasi asupan kolesterol harian tidak lebih dari 200 mg per hari.
Jika Anda menyukai telur, tapi tidak ingin kolesterol tambahan, coba makan hanya putih telurnya saja karena putih telur tidak mengandung kolesterol.