Liputan6.com, Jakarta Setiap orang yang pernah menjalin hubungan asmara pasti pernah mengalami putus cinta. Sakit hati dan kesedihan yang mendalam akan menggelayuti Anda setelah putus cinta.
Bahkan, jika hubungan yang Anda miliki itu sangat spesial di hati Anda, putus cinta bisa membuat kesedihan yang cukup lama. Tapi, rasa sedih dan sakit hati setelah putus memang wajar terjadi.
Baca Juga
Menariknya, ada beberapa ilmu tentang perpisahan yang sulit dilakukan. Psikolog Stanford menemukan bahwa Anda lebih sulit menerima perpisahan jika memendamnya seorang diri. Jika Anda menemukan diri Anda terjebak dalam kecemasan, amarah atau depresi setelah putus cinta, penting untuk mencari bantuan profesional.
Advertisement
Waktu menjadi hal utama bagi Anda untuk mengatasi kesedihan dan kembali ke kehidupan normal setelah putus cinta. Perpisahan pun dapat lebih mudah diatasi jika meminta bantuan teman dan keluarga.
Sembuh dari putus cinta adalah sebuah proses yang harus dilalui. Berikut ini adalah proses dari putus cinta, mulai dari keterpurukan hingga berhasil menanganinya dengan baik dan hidup kembali normal, dilansir dari laman Sheknows, Minggu (11/12/2016).
1. Syok
Syok merupakan perlindungan alami tubuh melawan sakit. Dan ketika hubungan Anda kandas, Anda mungkin tidak mau tahu dengan apa yang terjadi ke depannya karena dianggap terlalu mengerikan, menjadi sendirian dan membingungkan.
Pada tahap ini rasa tidak percaya akan terjadi selama beberapa menit, minggu bahkan berbulan-bulan, terlebih ketika putus cinta terjadi secara tiba-tiba. Tak heran jika Anda mengalami sesak napas atau kesulitan tidur.
Untuk mengatasinya, cobalah untuk jalan-jalan atau yoga dan melakukan kegiatan favorit Anda. Seiring waktu, Anda pasti akan memahami keadaan yang terjadi saat ini.Â
Â
Menolak realita
2. Menolak realita
Saat terjadi perpisahan, Anda cenderung menolak realita dan memendam perasaan. Ada rasa tak terima atas perpisahan ini, dan merasa hal tersebut tidakpernah terjadi. Ini membuat Anda berharap bisa kembali bersama dia.
Pada tahap ini Anda akan mencoba menghubunginya, mengecek akun sosial media dia, dan mencoba segala hal untuk bisa berjalan seperti dulu.
Untuk mengatasi ini, cobalah menemui teman atau menulis sebuah diary untuk melepaskan ketakutan Anda berpisah darinya.
3. Menyendiri
Setelah Anda mengakui perpisahan itu, Anda mulai mencari dimana letak kesalahannya dan bagaimana itu terjadi serta cara menyelamatkannya. Pada tahap ini, Anda lebih senang menyendiri, sambil mengenang saat-saat bersamanya.
Untuk mengatasinya, cobalah mandi agar badan dan kepala menjadi lebih dingin. Hubungi teman atau keluar dari rumah dan melakukan beragam aktivitas, bekerja ataupun bersosialisasi. Jangan memanjakan diri dengan kesedihan dan terpuruk seorang diri karena cinta.
4. Emosi
Pada tahap ini, hati Anda berubah dari sedih menjadi marah. Kemarahan ini cenderung pada mencari kesalahan si dia hingga menyebabkan perpisahan. Anda mungkin akan membakar barang-barang pemberiannya, menghapus foto-fotonya dari gadget Anda, hingga memfitnah dia di hadapan teman-temannya agar ia terlihat buruk.
Untuk mengatasi kemarahan Anda dengan diri sendiri, sebaiknya bicara dengan diri sendiri. Cukup tulis atau bicarakan emosi Anda, jangan ditunjukkan. Â
Â
Advertisement
Menawarkan untuk bersama kembali
5. Menawarkan untuk bersama kembali
Terkadang, pada tahap ini perlu melibatkan doa. Saat ini, Anda inginkan dia kembali dan membicarakan kembali kesalahan-kesalahan di masa lalu hingga menyebabkan perpisahan. Jika negosiasi gagal, Anda akan kembali jatuh ke perasaan putus asa.
Untuk mengatasinya, buat diri Anda bahagia dengan melakukan hal-hal yang Anda inginkan untuk masa depan. Sebaiknya, jangan sertakan mantan Anda dalam rencana ini.
6. Depresi
Kesedihan yang mendalam dan tak kunjung hilang dari perpisahan bisa berujung pada depresi. Pada tahap ini, Anda akan merasa kesulitan untuk mencapai yang ingin Anda raih sebelum berhubungan dengannya. Bahkan, Anda bisa jatuh sakit akibat putus cinta yang menguras emosi, perasaan dan kesedihan yang mendalam.
Untuk mengatasinya, cobalah berada di lingkungan orang-orang yang berpikir positif dan perbanyak terkena sinar matahari. Jangan terjebak dengan perilaku tidak sehat yang justru membuat Anda semakin sedih dan menderita.
7. Menerima perpisahan
Kini, Anda sudah bisa menerima kenyataan perpisahan yang menyakitkan itu. Tahap ini seharusnya sudah membuat Anda melanjutkan hidup serta cita-cita yang mungkin saja tertunda sejak menjalin hubungan dengannya. Anda pun siap kembali menjalani hidup dengan bahagia.
Jika sudah berhasil ceria kembali dan melupakan perpisahan itu, tak ada salahnya merayakan saat bahagia ini karena pada akhirnya Anda bisa melupakannya. Jangan heran jika terkadang Anda masih merasakan saat-saat kesedihan dan kenangan dengannya, ini normal. Tapi, teruskan berpikir positif dan jangan terjebak kembali pada kesedihan.
Â
Â