Mencemaskan, Bayi Mudah Tertukar di Rumah Sakit Terbesar Inggris

Royal london Hospital mendapatkan teguran keras karena dinilai telah melakukan kesalahan tergolong fatal terutama kasus bayi tertukar.

oleh Adanti Pradita diperbarui 19 Des 2016, 12:00 WIB
Diterbitkan 19 Des 2016, 12:00 WIB
Bayi tertukar
Royal london Hospital mendapatkan teguran keras karena dinilai telah melakukan kesalahan tergolong fatal terutama kasus bayi tertukar.

Liputan6.com, London- Sebagai rumah sakit terbesar yang pernah ada di wilayah Eropa, Royal London Hospital, Inggris kerap menjadi pilihan utama para ibu melahirkan. Ini dikarenakan rumah sakit yang berada di ibukota Inggris itu memiliki kapasitas besar yang membuatnya mampu menampung banyak pasien, khususnya mereka yang dalam kondisi darurat seperti mau melahirkan.

Sayangnya kepopuleran Royal London Hospital belum lama ini menurun akibat sejumlah kesalahan fatal yang dilakukan pihak rumah sakit tersebut secara tidak sengaja namun sudah lama terabaikan.

Seperti diinformasikan melalui situs The Guardian, Senin (19/12/2016), inspektur yang bertugas untuk mengawasi ruangan bersalin di rumah sakit tersebut mengungkap kemungkinannya sangat besar untuk bayi tertukar dan diberikan kepada ibu yang salah.

“Bayi yang terlahir di rumah sakit ini tidak diberikan tanda pengenal nama di boks mereka, kondisi tak diinginkan seperti tertukarnya bayi antar satu sama lain sangat mungkin sedang terjadi pada saat ini tanpa pihak keluarga mengetahui,” demikian pernyataan resmi dari Komisi Kualitas Pelayanan (CQC) negara tersebut.

Ini merupakan suatu pelanggaran terhadap peraturan yang berkaitan dengan penculikan anak baru lahir. Kegagalan untuk memberikan identifikasi pada setiap bayi memungkinkan adanya penculikan lantaran jumlahnya juga tidak terdata dengan baik dan benar.

Kekhawatiran mereka kian melebar ke hal-hal seperti potensi tertukarnya obat atau medikasi yang harus diberikan kepada bayi tertentu namun ternyata salah dan justru dikonsumsi oleh yang lain.

Hal tersebut tentunya membahayakan kesehatan fisik bayi. Lalu, inspektur juga menemukan kekurangan lainnya yaitu kurangnya jumlah bidan atau staf yang ditugaskan di ruang bersalin.

Kemudian ada pula dugaan kuat soal penindasan antar satu sama lain yang melibatkan pasien, bidan, dan staf lainnya di rumah sakit. Beberapa dari mereka yang bertugas merawat ibu sebelum melahirkan juga dilaporkan kurang ramah dan tidak memiliki tata krama.

Menanggapi betapa seriusnya kesalahan-kesalahan tersebut, CQC memberikan perintah kepada Barts Health NHS Trust, pihak yang harus bertanggung jawab soal hal-hal menyangkut keamanan dan kenyamanan servis atau jasa rumah sakit tersebut, untuk mengatasi masalah ini secepatnya.

Sementara ini, rumah sakit yang telah menjadi tempat kelahiran 4.645 bayi pada tahun 2015 lalu itu diberikan penilaian ‘butuh perbaikan’.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya