Dekat dengan Ibu, Makin Lama Remaja Putri Pertahankan Keperawanan

Dekat atau tidaknya hubungan seorang remaja putri dengan ibunya mempengaruhi usianya kehilangan keperawanan.

oleh Nilam Suri diperbarui 11 Jan 2017, 13:20 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2017, 13:20 WIB
Remaja putri dan hubungan seks
Dekat atau tidaknya hubungan seorang remaja putri dengan ibunya mempengaruhi usia hubungan seks untuk pertama kali.

Liputan6.com, Jakarta Ternyata, usia seorang remaja putri kehilangan keperawanan berhubungan dengan kualitas hubungannya dengan sang Ibu. Temuan unik ini baru saja diterbitkan dalam jurnal Pediatrics.

Para remaja putri yang memiliki hubungan sangat dekat dengan sang Ibu ternyata berhubungan seks untuk pertama kalinya di usia yang lebih matang.

Studi dari yang dilakukan peneliti Belanda ini mewawancara hampir 3000 remaja (laki-laki dan perempuan), sehubungan dengan kehidupan seksual mereka, dan hubungan mereka dengan orangtua. Studi ini mengambil jangka usia dari 12 - 16 tahun.

Menurut para peneliti, remaja putri yang merasa dekat dengan ibunya, 44 persen lebih rendah kemungkinan mereka untuk mempertahanan keperawanan--para periode usia tadi. Berbeda dengan remaja putri yang tak akrab dengan ibunya.

Keputusan para remaja putri untuk mempertahankan keperawanan--secara mengejutkan--sama sekali tidak dipengaruhi oleh dekat atau tidaknya mereka dengan sang ayah.

Sedangkan untuk remaja pria, hubungan dengan orangtua sama sekali tidak memiliki peranan dalam keputusan mereka untuk berhubungan seks. Pada studi ini, 233 dari para partisipan (77 putri, 156 putra) melaporkan mereka sudah pernah berhubungan seks dalam periode empat tahun tadi.

Para peneliti juga menekankan, pada kebanyakan keluarga para ibu adalah pemberi pendidikan seks utama. Jadi kemungkinan besar merekalah yang akan memberi informasi pada putri-putrinya tentang risiko dan kesenangan dari seks.

Keterikatan yang dekat antara ibu-putrinya bisa juga menentukan keputusan sang anak untuk kapan akan melepaskan keperawanan. Hal ini karena para remaja putri ini akan merasa lebih nyaman untuk mendiskusikannya dengan sang ibu sebelumnya, untuk topik seperti penyakit menular seksual, infeksi menular seksual, atau kehamilan.

Namun studi ini juga menekankan, bukan berarti remaja putri yang sudah berhubungan seks di rentang usia tadi pasti memiliki hubungan yang buruk dengan sang Bunda. Namun ikatan yang kuat membantu mereka untuk tak terjerumus dalam tekanan dari pergaulan atau budaya seks bebas.

Seperti dilansir dari Your Tango, Rabu (11/01/2017).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya