Efek Samping Cedera Otak Traumatik Dirasakan Anak Sampai Tua

Anak yang pernah mengalami cedera otak akan merasakan efek sampingnya hingga usia dewasa.

oleh Adanti Pradita diperbarui 13 Feb 2017, 13:40 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2017, 13:40 WIB

Liputan6.com, Jakarta Cedera otak traumatik merupakan masalah kesehatan yang tergolong serius khususnya di kalangan anak-anak dan remaja. Tentunya hal ini tidak boleh disepelekan lantaran dampak fatal berkepanjangannya bisa menghambat kemampuan sang anak sampai usia dewasa.

Sebuah penelitian telah dilakukan oleh The Centers for Disease Control and Prevention untuk mengungkap efek jangka panjang cedera otak traumatik pada anak-anak.

Seperti dimuat laman Medical News Today, Senin (13/2/2017), penelitian tersebut menemukan, pada tahun 2009 lalu, hampir 250.000 anak sekaligus remaja berusia 19 tahun kebawah tercatat mengalami cedera otak traumatik.

Sebagian besar dari mereka diketahui sangat aktif berpartisipasi dalam kegiatan olahraga di sekolah masing-masing. Penelitian juga menunjukan bahwa dari tahun 2001 hingga 2009, jumlah anak usia 19 tahun kebawah yang mengalami cedera otak traumatik meroket hingga 57 persen.

Terlebih, sekitar 435.000 anak usia 0 hingga 14 tahun mengalami cedera otak dan dirawat di rumah sakit setiap tahunnya. Cedera otak traumatik yang dialami oleh mereka pasalnya menganggu kinerja dan fungsi otak secara menyeluruh.

Cedera otak traumatik beragam dari yang ringan seperti gegar otak hingga yang akut, yaitu anak dalam kondisi tidak sadar sepenuhnya dan diperkeruh dengan hilangnya ingatan.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh hal-hal seperti pukulan keras, benturan pada suatu benda dan lainnya yang menembus ke jaringan otak.

Efek berkepanjangannya termasuk kesulitan berbicara, pemahaman bahasa, emosi dan merasakan sensasi. Kendala ini diyakini melekat pada anak hingga usia tua.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya