Liputan6.com, Jakarta Merawat dan membesarkan bayi prematur terbilang rumit dan sangat kompleks. Sebab, jika terjadi kesalahan dan kelalaian dalam merawatnya, bayi prematur berisiko tumbuh dengan cacat fisik dan gangguan kognitif.
Hal ini disampaikan Dr dr Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K) kepada Health Liputan6.com ditulis Rabu (1/3/2017)
Ia menambahkan, bayi prematur memiliki kemungkinan mengalami kecacatan yang terbagi menjadi dua; cacat berat dan cacat ringan.
Advertisement
Baca Juga
"Cacat berat itu yang lumpuh. Anak nggak bisa jalan, mata buta, tuli. Yang kayak begitu ada sekitar 25 persen, tetapi ada sekitar 70 persen yang mengalami cacat ringan. Dia (bayi prematur) tumbuh jadi anak nakal, nggak bisa nulis, nggak bisa konsentrasi. Nah itu ada yang nggak bener waktu penanganannya," katanya.
Rina mengimbau kepada semua ibu yang memiliki bayi prematur untuk memperhatikan dengan detail terkait kepandaian dan kepintarannya anak di masa pertumbuhannya.
Orangtua harus mengasah terus fisik juga psikis anak dengan cara khusus, juga berkonsultasi penuh dengan dokter anak untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Selain itu, Rina juga menyampaikan bahwa setiap ibu harus mampu membaca grafik pertumbuhan anak (bayi prematur)
"Dengan situs ini, kami sekaligus mengajarkan ibu-ibu untuk selalu melihat grafik pertumbuhan dan perkembangan anak. Seperti berat terhadap umurnya, tinggi terhadap umurnya dia (ibu) harus tahu," Rina menekankan.